Novela dari Penulis Jepang Favorit BTS Terbit di Indonesia

Akhir-akhir ini, budaya K-Pop dan sastra menjadi topik yang hangat untuk diperbincangkan. Jika dulu penggemar K-Pop hanya menggemari musik, visual, atau bakat sang idola, saat ini banyak di antara mereka yang mulai mengikuti hobi sang idola, salah satunya adalah membaca.

BTS adalah salah satu grup yang sangat dikenal memiliki ketertarikan di dunia sastra. Selain karena konsep album di setiap era yang terinspirasi dari berbagai judul buku, para anggota BTS sering kedapatan sedang membawa buku atau bahkan membacanya di sela-sela kesibukan. Tak jarang, judul-judul buku yang mereka pegang menjadi viral di internet. Dalam sekejap, judul-judul buku tersebut menjadi incaran ARMY (penggemar BTS) hingga ludes di toko buku luring dan daring.

Di antara anggota BTS yang lain, RM dikenal paling rajin membaca. Tak jarang ia tertangkap kamera sedang membaca saat menunggu broadcast atau konser. Ia juga kerap merekomendasikan buku-buku bacaannya kepada penggemar.

Dikutip dari wawancara BTS dengan Naver (30/1/2018), RM menyebutkan karya debut penulis Jepang ternama, Yoshimoto Banana, yang berjudul Kitchen.

“Saat saya memiliki waktu senggang di rumah, saya membaca Kitchen karya Yoshimoto Banana,” kata leader BTS tersebut ketika ditanya soal buku yang sedang dibaca.

Selain RM, Suga juga mengaku sedang membaca karya lain Yoshimoto Banana di wawancara serupa.


Baca juga: Dear Army, Ini Buku Rekomendasi dari Member BTS untuk Kamu


Tentang Kitchen, Karya Debut Banana Yoshimoto

Kitchen merupakan novela berisi tiga cerita (“Kitchen 1”, “Kitchen 2”, dan “Moonlight Shadow”) dengan para tokoh yang menghadapi duka secara berbeda. Ketika pertama kali terbit di Jepang tahun 1988, Kitchen menarik minat pembaca Jepang hingga menciptakan fenomena yang disebut Bananamania.

Pada kata penutup Kitchen edisi Jepang sampul baru, Yoshimoto Banana menuliskan komentar seorang kawannya bahwa Kitchen memberikan keberanian kepada para pembaca untuk menunjukkan sifatnya, untuk memerdekakan emosi tersembunyinya hingga akhirnya buku ini mengundang banyak simpati dari para pembaca.

Kitchen bukan lagi tentang kehidupan sosial masyarakat Jepang yang digambarkan lewat tokoh-tokohnya, melainkan tentang kita, masyarakat Indonesia, yang selama ini memilih menahan mengekspresikan perasaan. Memilih menyimpan rapat-rapat pergulatan emosional ketika berhadapan dengan kehilangan, kepedihan, dan perasaan sepi karena khawatir dianggap rapuh.

View this post on Instagram

A post shared by Penerbit Buku Asia (@penerbitharu)

Kitchen mengantarkan Yoshimoto Banana meraih penghargaan Kaien Newcomer Writers Prize dan Izumi Kyoka Literary Prize. Yoshimoto Banana juga menerima penghargaan Best Newcomer Artists yang direkomendasikan oleh Kementerian Pendidikan Jepang.

“Kitchen 1” dan “Kitchen 2” berkisah tentang Mikage yang ditawari tempat tinggal oleh Yuichi dan ibu transgendernya, Eriko, saat menghadapi kematian neneknya. Untuk mengalihkan dirinya dari kesedihan, Mikage mulai memasak untuk Yuichi dan Eriko. Ia juga senang menghabiskan waktu, bahkan tidur, di dapur keluarga Yuichi. Ia menganggap dapur adalah tempat yang nyaman.

Selain kisah Mikage dan Yuichi, Banana Yoshimoto juga menyelipkan cerita pendek pertamanya yang berjudul “Moonlight Shadow”. Sama seperti “Kitchen 1” dan “Kitchen 2”, “Moonlight Shadow” menceritakan duka mendalam yang dialami tokoh utamanya yang ditinggal sang kekasih untuk selamanya.

View this post on Instagram

A post shared by Penerbit Buku Asia (@penerbitharu)

Antusias penggemar BTS terhadap novela Kitchen, juga pentingnya buku ini untuk pembaca di Indonesia telah mendorong Penerbit Haru untuk menerbitkan karya klasik-kontemporer yang sangat populer di Jepang itu.


Baca juga: The Book of BTS ARMY: Besarnya Kekuatan ARMY dan BTS Hingga Mendunia


Agar penasaranmu hilang, novela Kitchen sudah bisa kamu dapatkan di Gramedia.com lho. Klik gambar di bawah ini dan langsung checkout!

Beli dan Baca Sekarang!


Oleh: Penerbit Haru

Sumber foto header: kapanlagi.com