Mengintip Sisi Lain Ranjang Matrimoni, Lewat Celah Kitab Kawin

Mengintip Sisi Lain Ranjang Matrimoni, Lewat Celah Kitab Kawin

Grameds, kalau ngomongin soal sambungan tali kasih dalam pernikahan, apa sih yang langsung muncul di kepala kamu?

Well, selama ini pernikahan itu selalu dibayangkan sebagai perjalanan bahagia yang bergelimang dengan bunga mawar, gaun indah, dan janji suci untuk selamanya. 💍👰🏻‍♀️

Tapi, bagaimana kalau di balik keindahan ranjang matrimonial itu, tersimpan pula ironi yang ternyata jauh dari keindahan romantisme belaka?

Lewat ayat-ayat dalam Kitab Kawin, Laksmi Pamuntjak mengajak kita membuka pintu itu pelan-pelan dan menemukan bahwa perkawinan dan cinta bisa terasa pelik, getir, bahkan sedikit berbahaya. 🥀

Yuk, simak selengkapnya dalam artikel ini!


Apa Saja yang Akan Kamu Temui?

kitabTemukan di Sini!

Dalam kumpulan cerita ini, kita diajak bertemu beragam perempuan: pekerja toserba, karyawan, seniman paruh baya, instruktur yoga, hingga ibu-ibu borju.

Beragam masalah dihadapi oleh mereka, ada yang selingkuh sebab suaminya dingin di tempat tidur, sampai yang pacaran sana-sini karena suaminya berpoligami. Ada yang mati-matian mencintai istri abangnya, sampai yang naksir menantunya sendiri. Ada yang disodor-sodorkan ke laki-laki lain oleh suaminya demi kepuasan sang suami, sampai yang dihajar oleh suaminya di hadapan orang banyak.

Dari rumah-rumah kelas menengah atas Jakarta, kota kecil di daerah pedesaan Jawa Tengah, atau pedalaman Pulau Buru, kitab ini tak saja berkisah tentang jiwa-jiwa yang buncah, kesepian, dan telantar, serta tubuh-tubuh yang terpasung dan disakiti, tapi juga tentang jiwa-jiwa yang berontak dan merdeka, dan yang berani merumuskan ulang hukum-hukum perkawinan bagi diri mereka sendiri.


Siapa Ahli Kitabnya?

Kitab ini ditulis oleh Laksmi Pamuntjak. Ia adalah seorang novelis, penyair, jurnalis, dan kritikus kuliner dwibahasa. Ia juga lulusan Murdoch University dan pernah menjadi anggota juri internasional Prince Claus Award antara 2009–2011. Karya-karyanya telah diterjemahkan ke berbagai bahasa.

Selain itu, Laksmi juga menekuni lini lain sebagai penyair, jurnalis, dan kritikus kuliner dwibahasa. Ia kerap menulis tentang politik dan budaya di berbagai media lokal dan internasional termasuk The Jakarta Post, Frankfurter Allgemeine Zeitung, Die Welt, South China Morning Post dan artikel-artikel opini untuk harian Inggris The Guardian.

Pada 2012, Laksmi mewakili Indonesia di Poetry Parnassus, festival puisi terbesar di London dalam rangka London Olympics. Sebelumnya, ia aktif di bidang seni rupa. Dalam kurun waktu 2009 dan 2011, ia menjabat anggota komite juri internasional Prince Claus Award, sebuah organisasi seni rupa yang berbasis di Amsterdam.

Pada 2016, novel pertamanya, Amba/The Question of Red, memenangkan penghargaan sastra Jerman LiBeraturpreis. Selain masuk dalam 5 Besar Kusala Sastra Khatulistiwa 2013, novel ini juga masuk 5 Besar Karya Prosa pilihan Majalah Tempo.

Pada 2014, novel kedua Laksmi terbit dengan judul Aruna dan Lidahnya. Berkisah tentang seorang ahli epidemiologi yang suka makan, novel ini masuk 5 Besar Kusala Sastra Khatulistiwa 2015. Versi bahasa Inggrisnya terbit dan berjudul Birdwoman’s Palate, dan novel itu juga diadaptasi menjadi film yang mendapatkan penghargaan di Festival Film Indonesia.

Novel pertama Laksmi dalam bahasa Inggris, Fall Baby, diterbitkan pada 2019 oleh Penguin Random House SEA. Setahun sebelumnya, novel ini terbit dalam bahasa Jerman dengan judul Herbstkind. Fall Baby memenangkan Singapore Book Awards 2020 sebagai Karya Sastra Terbaik. Versi bahasa Indonesianya, Kekasih Musim Gugur, diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada Agustus 2020.


Baca juga: Menjadi Perempuan High Value dan Tak Terganggu: The Art of Being a Hot & Unbothered Woman Bakalan Kasih Tau Seninya! 💪👩‍🦱


Perkara Perempuan dan Sisi Lain Perkawinan

Kitab ini memuat 12 cerita yang menguliti sisi lain perkawinan, yang jarang dibicarakan di meja makan keluarga. 🍽️

Bisa dibilang, Kitab Kawin karya Laksmi Pamuntjak itu serupa sepiring hidangan yang terlihat cantik, elegan, dan menggugah selera. Tetapi begitu dicicip… eh, ternyata pedesnya nampol di lidah, asamnya emm bikin merem-melek, dan manisnya cuma mampir sebentar doang. Itulah kisah perkawinan di dalamnya. Di setiap cerita, emosi kita terasa seperti diaduk-aduk.

Di dalamnya, kita bertemu tokoh-tokoh perempuan dari berbagai latar: pekerja toserba yang setiap hari bergulat dengan kenyataan, instruktur yoga yang tenang di luar tapi kusut di dalam, seniman yang mencari makna di tengah kekosongan, hingga ibu rumah tangga borju kelas atas yang ternyata punya rahasia lebih rumit daripada third account media sosial anak muda. Semuanya punya benang merah: hubungan mereka dengan cinta, tubuh, dan ritual sosial bernama perkawinan.

Kisah para perempuan dalam kumpulan cerita ini jauh dari bayangan kita soal kisah perempuan yang memiliki akhir cerita bahagia selamanya. Kebanyakan, justru berakhir getir dan pahit.

Ada Rosa yang memilih selingkuh karena suaminya lebih dingin dari kulkas, Azul Maya yang harus bertahan dari trauma kekerasan seksual ayah tiri, kisah Celine dan Isabel yang mengupas relasi sesama perempuan dengan lembut tapi juga getir, atau Mukaburung dari Pulau Buru yang berani jatuh cinta pada orang luar, meski itu sama saja dengan menantang takdir.

Mungkin saat membaca cerita demi cerita dalam buku ini, akan hadir perasaan yang kurang nyaman dalam diri kita. Namun, pandangan dan sudut pandang kita tentang kompleksitas kehidupan perempuan akan semakin luas.

Dari segi tema, buku ini kaya sekali akan nuansa-nuansa kritik terhadap patriarki, pembahasan tentang pernikahan paksa, luka kekerasan seksual, refleksi identitas, sampai percakapan yang intim soal tubuh dan keinginan. Semua itu dibungkus dengan bahasa elegan, kadang puitis, dan hadir dengan gigitan yang membuat satu halaman bisa bikin tersenyum elegan, sekaligus terdiam di halaman berikutnya.

Latar ceritanya pun bervariasi. Ada cerita yang datang dari riuhnya Kota Jakarta, desa di Jawa Tengah, hingga Pulau Buru yang sunyi. Rupa-rupa itu memberi nuansa berbeda untuk setiap konflik dan keputusan yang diambil karakter-karakternya.

Terus, kalau biasanya cerita pernikahan itu identik dengan bunga mawar dan janji manis, Kitab Kawin hadir dengan rasa yang berbeda. Ayat-ayat di dalamnya menawarkan bunga berduri, meja makan penuh percakapan canggung, dan segelas anggur dengan rasa yang… oh, it’s complicated. 🤦🏻‍♀️😫

Yang bikin Kitab Kawin menonjol adalah cara Laksmi menulis tokoh-tokohnya. Mereka bukan perempuan sempurna versi kisah Disney. Mereka bisa rapuh, penuh hasrat, keras kepala, bahkan membuat keputusan yang bikin pembaca antara pengen meluk atau menggelengkan kepala.

Tapi, justru di situlah letak keindahannya, karena sejatinya di dunia nyata, manusia memanglah sekompleks itu. 😊


Kitab Lain Dengan Rasa Serupa

Berikut ini Gramin kasih rekomendasi buku lainnya yang juga bisa kamu baca:

1. Amba – Laksmi Pamuntjak

kitabTemukan di Sini!

Tahun 2006: Amba pergi ke Pulau Buru. Ia mencari orang yang dikasihinya, yang memberinya seorang anak di luar nikah. Laki-laki itu Bhisma, dokter lulusan Leipzig, Jerman Timur, yang hilang karena ditangkap pemerintah Orde Baru dan dibuang ke Pulau Buru. Ketika kamp tahanan politik itu dibubarkan dan para tapol dipulangkan, Bhisma tetap tak kembali.

Novel berlatar sejarah ini mengisahkan cinta dan hidup Amba, anak seorang guru di sebuah kota kecil Jawa Tengah. “Aku dibesarkan di Kadipura. Aku tumbuh dalam keluarga pembaca kitab-kitab tua.” Tapi ia meninggalkan kotanya. Di Kediri ia bertemu Bhisma. Percintaan mereka terputus dengan tiba-tiba di sekitar Peristiwa G30S di Yogyakarta. Dalam sebuah serbuan, Bhisma hilang selama-lamanya. Baru di Pulau Buru, Amba tahu kenapa Bhisma tak kembali.

2. Kekasih Musim Gugur – Laksmi Pamuntjak

kitabTemukan di Sini!

Novel Kekasih Musim Gugur ternyata menjadi sebuah cerita independen tanpa bayang-bayang Amba. Amba tetap muncul dalam cerita, tapi dia tidak menempati banyak panggung. Inilah tepatnya konsep hubungan antara Siri dan Amba. Mereka adalah dua tokoh yang menarik dalam karakter dan dihubungkan dengan hubungan ibu-anak, tetapi juga dapat berdiri sendiri. Namun, kehidupan Siri sangat dipengaruhi oleh masa lalunya, yaitu kehidupan Amba. Cerita ini tentang Srikandi atau Siri, anak Amba. Siri menetap di Berlin sebagai seniman. Dengan semua pemikirannya tentang seni, politik, dan kehidupan di usia 50 tahun, Siri memang terlihat cerdas. Tapi penulis tidak membuat Siri terlihat sempurna. Karakter intelektual tersebar di seluruh cerita, sama seperti Amba. Cerita ini juga menyentuh beberapa hal seperti seni, Pancasila, pluralisme, dan politik.

3. Korpus Uterus – Sasti Gotama

kitabTemukan di Sini!

Tak ada yang lebih diinginkan Luh selain kembali ke rahim. Sebagai anak hasil pemerkosaan yang berulang kali berusaha digugurkan, Luh merasa dunia fana ini begitu kejam. Tak ada kasih sayang dari ibunya. Dia dipelihara bagai hewan ternak yang cukup diberi makan tiga kali sehari. Pengabaian sang ibu membuat Luh lari dari rumah.

Dalam bentang hidupnya, dia bertemu perempuan-perempuan dengan kehamilan tak diinginkan. Hal itu mendorong Luh kelak menjadi ahli aborsi yang lihai. Baginya, aborsi adalah jalan agar janin yang tak diharapkan tidak menemui kenestapaan, dan agar para perempuan memiliki otonomi atas pilihan. Luh pikir, hidup demikian akan memberinya kedamaian. Bukankah dia akhirnya dapat menolong janin-janin agar tak menderita seperti dirinya?

Namun, niat baik itu kini membuatnya diburu bahaya. Bersama sebentuk rahim dalam stoples yang dia bawa, Luh berkelana sembari mempertanyakan kembali makna rahim sesungguhnya.

4. The Tenant of Wildfell Hall – Anne Bronte

kitabTemukan di Sini!

Melalui tokoh Helen Graham yang berani memberontak dan pergi dari kungkungan pernikahan yang menyesakkan, Anne Brontë menyoroti isu pernikahan abusif, hak perempuan, dan kebebasan moral—tema-tema yang tabu di Inggris abad ke-19 dan jauh melampaui zamannya.

The Tenant of Wildfell Hall adalah novel kedua Anne yang dianggap kontroversial dan bahkan vulgar oleh beberapa kritikus, termasuk kakak sang penulis, Charlotte Brontë, karena mendobrak batas norma zamannya. Namun dalam perjalanannya, The Tenant of Wildfell Hall menjadi salah satu karya yang mengedepankan independensi perempuan dalam sastra Inggris awal, menjadikannya tak lekang oleh zaman.

5. Perempuan di Titik Nol – Nawal El-Saadawi

kitabTemukan di Sini!

Dari balik sel penjara, Firdaus–yang dijatuhi hukum gantung karena telah membunuh seorang germo–menceritakan liku-liku kehidupannya. Dari sejak masa kecilnya di desa, hingga ia menjadi seorang pelacur kelas atas di Kota Kairo. Ia menerima dengan gembira hukuman gantung itu. Bahkan dengan tegas ia menolak grasi kepada presiden yang diusulkan oleh dokter penjara. Menurut Firdaus, putusan hakim itu justru merupakan satu-satunya jalan menuju kebebasan sejati. Ironis.

Melalui novel ini, penulis mengeksplorasi tema-tema perempuan yang terkungkung dalam masyarakat patriarkal. Selama melakukan penelitian di penjara Qanatir, penulis menjumpai banyak perempuan, salah satunya tokoh Firdaus dalam buku ini, dan dari sanalah ia mulai menulis kisah-kisah ‘peninggalan’ dari para tahanan itu.


So, buat kamu yang siap membaca tentang sisi lain dari perkawinan yang tak pernah secara langsung diceritakan, Kitab Kawin bisa menjadi pilihan yang tepat buat kamu masukin wishlist. 🛒📚

Menenggelamkan diri pada setiap kisahnya, nggak cuma akan mengaduk emosi kamu pelan-pelan, tapi juga akan membuka persepsi baru soal ikatan perkawinan.

Barangkali, kompleksitas yang dihadirkan juga bikin kamu ikutan mikir, “Oh, mungkin nggak ya, sisi liar perkawinan serupa ini juga eksis di dunia nyata?”

Pertanyaan yang tentunya bisa jadi pemantik obrolan yang mantap bersama teman diskusimu.

kumpulanBaca Artikel Lainnya di Sini!


Teman Membaca Spesial Kemerdekaan 🇮🇩

Nah, buat kamu yang merindukan bacaan baru di rak buku, Gramedia punya Teman Membaca Spesial Kemerdekaan yang bisa kamu dapatkan dengan potongan harga sampai 25%.

Jangan sampai kelewatan, karena promonya hanya berlangsung hingga 24 Agustus 2025 aja, lho!

kumpulanDapatkan Promonya di Sini!


Baca juga: Sihir Perempuan: Menyusuri Horor dalam Bayang Daya Magis Feminis


✨ Oya, jangan lupakan juga penawaran spesial lainnya dari Gramedia hanya untuk kamu! Cek promonya di bawah ini agar belanja kamu jadi lebih hemat! ⤵️

kumpulanTemukan Semua Promo Spesial di Sini!


Enter your email below to join our newsletter