Pikiran, cerita, dan gagasan tentang buku dengan cara yang berbeda.

Mengenal Jenny Han dan Kesuksesan Trilogi "To All the Boys I've Loved Before"

Mengenal Jenny Han dan Kesuksesan Trilogi "To All the Boys I've Loved Before"

Bagi pecinta novel young adult, mungkin sudah kenal dengan Jenny Han. Wanita berdarah Korea yang lahir dan besar di Amerika ini telah mencintai dunia tulis-menulis sejak masih belia. Buku pertamanya adalah Shug, novel anak-anak yang ia tulis semasa kuliah.

Sempat tiga tahun tidak menerbitkan karya, akhirnya Han meluncurkan buku lagi, namun dengan genre yang berbeda. Novelnya kali ini merupakan trilogi bergenre young adult romance, yakni The Summer I Turned Pretty (2009), It’s Not Summer Without You (2010), dan We’ll Always Have Summer (2011).

Dalam trilogi tersebut, Han menitikberatkan kisah mengenai transisi yang dialami Isabel ‘Belly‘ Conklin dari masa kecil, remaja, sampai beranjak dewasa. Tentunya diwarnai dengan berbagai konflik, seperti masalah asmara hingga kematian orang terdekat.

Keseruan dan kelugasan kisah yang dituangkan oleh Han tak ayal mendulang popularitas. Novel trilogi tersebut berhasil dinobatkan sebagai buku best seller oleh The New York Times. Di tahun 2011 pula, penulis yang mengidolakan buku I Capture the Castle karangan Dodie Smith ini kembali menerbitkan buku anak-anak, yaitu Clara Lee and the Apple Pie Dream.

Profil-Jenny-Han-2 Jenny Han (image source: bustle.com)

Tak berhenti sampai di situ, Han kemudian menggandeng novelis Siobhan Vivian ke dalam sebuah proyek menulis. Duet tersebut menghasilkan novel trilogi young adult yang terdiri dari Burn for Burn (2012), Fire with Fire (2013), dan Ashes to Ashes (2014).

Bercerita tentang aksi balas dendam Kat, Mary, dan Lily yang malah berbalik arah dan membuat permasalahan semakin kacau. Cerita yang mungkin sekilas awam, tetapi intens jika menilik dengan sungguh-sungguh.

Tidak berselang lama, Jenny Han menerbitkan novel young adult yang lagi-lagi berupa trilogi, yaitu To All the Boys I’ve Loved Before (2014), P.S. I Still Love You (2015), dan Always and Forever, Lara Jean (2016).

Film-To-All-the-Boys-I-ve-Loved-Before-1 Penampilan Lara Jean dan Peter Kavinsky dalam versi filmnya. (image source: IMDB)

Ketiga bukunya ini segera menarik hati para pembaca, selalu bertengger di deretan buku best seller. Bahkan, buku pertama dari trilogi tersebut diadaptasi ke dalam film keluaran Netflix pada pertengahan Agustus 2018 lalu. Yup, dia adalah To All the Boys I’ve Loved Before yang sedang populer di mana-mana.

Berikut adalah sekilas tentang ketiga novel trilogi To All the Boys I’ve Loved Before karya Jenny Han.

1. To All the Boys I’ve Loved Before

To-All-the-Boys

To All the Boys I’ve Loved Before menceritakan benang kusut kehidupan cinta Lara Jean, gadis enam belas tahun yang agak old-fashioned. Bukan seperti remaja kebanyakan yang senang jalan-jalan dan berpesta, Lara Jean lebih doyan menghabiskan waktu di rumah.

Kehidupannya yang begitu-begitu saja seketika runyam saat surat cinta yang ia rahasiakan tersebar ke para eks gebetannya. Ingin lari dari kenyataan, Lara Jean malah pacaran “bohongan” dengan Peter Kavinsky, cowok beken di sekolah.

Ia semakin hilang akal ketika hatinya menginginkan hubungan itu bukan cuma pura-pura. By the way, Jenny Han mendapat ide cerita ini dari kebiasaannya menulis surat cinta pas masih remaja lho!

2. P.S. I Still Love You

PS-I-STill-Love-You

Cerita cinta Lara Jean berlanjut dalam buku kedua dari novel trilogi Jenny Han yang berjudul P.S. I Still Love You. Penasaran bagaimana nasib surat cinta Lara Jean yang belum diungkit di buku pertama? You can find one in this book!

Lara Jean mendapat kabar bahwa surat cintanya telah dibaca oleh John Ambrose McClaren, salah satu eks gebetannya. Mereka pun menjadi sahabat pena. Di saat Lara Jean berhubungan akrab dengan John, Peter Kavinsky ternyata juga sedang dekat dengan mantan pacarnya.

Kalau begitu, bagaimana kelanjutan hubungan Lara Jean dan Peter? Yuk, langsung geledah bukunya saja!

3. Always and Forever, Lara Jean

Always-Forever-Lara-Jean

Sebagaimana hubungan pada umumnya, perjalanan cinta Lara Jean dan Peter Kavinsky juga penuh lika-liku. Dalam buku Always and Forever, Lara Jean, hubungan sejoli ini menjadi agak renggang.

Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya jarak di antara hubungan mereka. Mulai dari tempat kuliah yang berbeda sehingga menuntut keduanya untuk LDR-an hingga ibu Peter yang meminta Lara Jean untuk putus dengan anaknya.

Lalu, akankah kisah cinta Lara Jean dan Peter berakhir bahagia? Ayo, hapus rasa penasaranmu dengan membaca seri terakhir dari novel trilogi To All the Boys I’ve Loved Before!


Header image source: melinasouza.com


Junika Kasih

Junika Kasih

Content Writer for Gramedia.com

Enter your email below to join our newsletter