Mengelola Ekspektasi untuk Hidup Lebih Seimbang melalui The Let Them Theory

Dalam perjalanan hidup, banyak dari kita tanpa sadar menghabiskan energi untuk mencoba mengontrol hal-hal yang berada di luar jangkauan. Entah itu tentang cara orang bersikap, apa yang mereka ucapkan, bagaimana mereka merespons, hingga bagaimana mereka memperlakukan kita. 🤔🙉

Mungkin pernah terbersit juga di pikiran: kalau semua bisa sesuai dengan kehendak kita, hidup pasti lebih tenang.

Sayangnya, kenyataannya justru sebaliknya. Semakin keras kita berusaha mengendalikan semuanya, semakin berat hidup terasa. Nah, di sinilah esensi “melepaskan” jadi makin relevan.

Mel Robbins, dalam bukunya The Let Them Theory, datang dengan ajakan sederhana untuk membebaskan kamu dari tirani pikiran semacam itu. Ia memperkenalkan konsep “Let Them”, Dua kata yang mengingatkan kita bahwa orang lain tidak perlu berubah agar kita bisa bahagia. Mereka boleh tetap menjadi diri mereka, dan kita berhak menjaga kedamaian kita sendiri. Menarik banget ya, Grameds?

Buku The Let Them Theory baru rilis Maret 2024 (US) dan dipesan banyak orang karena viral dari video TikTok Mel Robbins, bukan pertama kali muncul sebagai konsep dalam buku.

Terus, ada apa lagi sih yang mau dibebasin sama Mel Robbins melalui konsepnya itu? Yuk, kita kulik bareng-bareng di sini! 🧶


Saat Berhenti Mengontrol, Hidup Jadi Lebih Tenang!

Berikut beberapa poin penting dari teori Let Them yang menjadi dasar pemikiran Mel Robbins:

1. Biarkan Orang Lain Menjadi Diri Mereka


Teori ini berangkat dari kesadaran sederhana bahwa kita tidak bisa mengendalikan pikiran, sikap, atau keputusan orang lain. Mengucapkan “Let Them” berarti berhenti memaksakan orang untuk berubah sesuai ekspektasi kita. Energi yang biasanya terkuras untuk menebak, menilai, atau memaksakan keadaan bisa digunakan untuk hal yang lebih bernilai.

Saat kita memberi orang lain ruang untuk bertindak sesuai karakter mereka, kita juga bisa melihat dengan lebih jernih mana hubungan yang sehat dan mana yang melelahkan. Kita jadi tidak mudah terseret drama atau tekanan emosional yang sebenarnya tidak perlu.

2. Alihkan Fokus pada Diri Sendiri


Setelah “Let Them”, langkah berikutnya adalah “Let Me”. Di tahap ini, kita mengambil kembali kendali dengan memilih tindakan yang tepat dari sisi kita. Ketimbang menunggu perubahan dari orang lain, kita bisa lebih dulu menata batas pribadi, menjaga ketenangan diri, dan menentukan langkah terbaik untuk situasi yang sedang dihadapi.

Dengan mengarahkan perhatian pada hal-hal yang dapat dikendalikan, hidup terasa lebih terarah. Kita jadi lebih bijak dalam menempatkan energi dan tidak mudah terpengaruh oleh perilaku orang lain.

3. Keseimbangan dalam Hubungan


Mel Robbins menekankan pentingnya keseimbangan. Jika hanya fokus pada “Let Them”, kita bisa tampak pasif. Namun jika terlalu sibuk dengan “Let Me”, kita berpotensi merasa harus memperbaiki segala sesuatu seorang diri. Keduanya perlu berjalan bersamaan agar hubungan menjadi sehat dan tidak saling membebani.

Saat keseimbangan ini tercapai, hubungan dengan siapa pun, baik pasangan, teman, keluarga, rekan kerja, atau diri sendiri akan jadi lebih stabil. Tidak ada tekanan untuk menjadi sempurna atau menanggung peran yang berlebihan.

4. Pilih Hal yang Lebih Bermanfaat


Teori ini sangat praktis dan mudah diterapkan dalam keseharian. Ketika seseorang bersikap tidak sesuai harapan, tidak membalas pesan, menolak ajakan, atau membuat keputusan yang membuat kita kecewa, cukup katakan dalam hati: “Let them.”

Setelah itu lanjutkan dengan “Let me…” misalnya memilih tetap fokus pada pekerjaan, menjaga jarak aman, melanjutkan aktivitas lain, atau mengerjakan hal yang lebih bermanfaat. Dengan cara ini, keseimbangan batin lebih terjaga.

5. Ketika Respons Stabil, Ketenangan Mengikuti


Ketika energi tidak lagi dihabiskan untuk mencoba mengatur orang lain, kita punya ruang emosional yang lebih lapang untuk diri sendiri. Robbins menunjukkan bahwa ketenangan hidup muncul ketika kita mampu mengelola respons, bukan memaksakan keadaan.

Inilah yang membuat hidup terasa lebih ringan, hubungan lebih sehat, dan pikiran lebih tenang.


Baca juga: Medan Medan: Ketika Idealisme, Hidup, dan Politik Bertabrakan di Balik Ruang Kerja Para Pencerita Berita!


Buku The Let Them Theory

“The Let Them Theory is here to remind you that the problem isn’t you; it’s the power you give to other people.“

Mel memperkenalkan konsep tersebut melalui bukunya yang berjudul The Let Them Theory, sebuah buku pengembangan diri yang mengajak pembaca menghentikan kebiasaan menguras energi untuk mengatur dan memikirkan reaksi orang lain, lalu mengembalikannya pada hal yang dapat kita kendalikan: diri sendiri.

Ia menyoroti bahwa seringkali masalah muncul bukan karena orang lain membuat kesalahan, tapi karena kita memberi mereka terlalu banyak ruang untuk menentukan kebahagiaan kita.

Temukan Di Sini!

Melalui kisah pribadi, hasil riset, serta pengalaman dari orang-orang di sekitarnya, Robbins membahas bagaimana teori ini bisa diterapkan di berbagai aspek kehidupan, seperti: relationship, pertemanan, tanggapan atas kritik, pekerjaan, hingga interaksi sehari-hari. Ia membuktikan bahwa melepaskan tak selalu soal menyerah, tapi juga menjadi cara untuk memilih fokus yang lebih sehat.

Lebih jauh, ia juga memperkenalkan kombinasi lanjutan dari konsep tersebut. Kalau “Let Them” ditujukan untuk hal-hal yang di luar kendali, ada “Let Me” yang bisa diterapkan pada tindakan yang bisa kita pilih. Hasil akhirnya adalah hidup yang lebih ringan, terarah, dan tenang; tanpa drama yang tidak perlu.

Baca Artikel Lainnya di Sini!


Gali Teorinya Lebih Dalam, dengan Lebih Hemat!

Buat kamu yang tertarik untuk menelusuri teori Let Them secara lebih dalam, kamu bisa banget buat dapetin bukunya di Gramedia sekarang juga!

Ada potongan harga 20% yang bisa kamu nikmati selama periode 21 November sampai 13 Desember 2025! Artinya, kamu berkesempatan buat menyerap keseluruhan ilmunya dengan harga Rp100.000 saja!

So, tunggu apa lagi? Jangan sampai kelewatan ya!

Dapatkan Promonya Di Sini!


Yuk, Kenalan sama Pencetus Teorinya!

Melanie Lee Robbins, atau Mel Robbins, lahir pada 6 Oktober 1968 di Kansas City, Missouri. Ia menyelesaikan studi sarjana di Dartmouth College dan kemudian menempuh pendidikan hukum di Boston College Law School. Pada awal kariernya, Mel bekerja sebagai pengacara pembela pidana dan kemudian menjadi analis hukum untuk CNN.

Nama Mel mulai dikenal luas setelah TEDx Talk-nya, How to Stop Screwing Yourself Over, meledak dan mengantarkannya menjadi salah satu tokoh motivasi paling berpengaruh di dunia. Ia kemudian menulis beberapa buku pengembangan diri laris seperti The 5-Second Rule, The High 5 Habit, dan tentu saja The Let Them Theory. Ia juga menjadi pembicara internasional serta host dari The Mel Robbins Podcast, yang diikuti jutaan pendengar.


Temukan Ilmu Daging Lainnya! 🥩📚

Kalau kamu masih pengen memperkaya perjalanan reflektif ini, jangan berhenti di Let Them. Masih banyak buku lain yang siap bantu kamu memahami diri lebih dalam dan menjalani hidup dengan kepala yang lebih ringan.

Yuk cek pilihannya di bawah! 🗝

1. You Are the Placebo: Menemukan Sang Penyembuh Dalam Diri – Dr, Joe Dispenza

Temukan Di Sini!

You Are the Placebo karya Dr. Joe Dispenza mengajak pembaca mempertanyakan sesuatu yang sering dianggap mustahil: bisakah tubuh sembuh hanya dengan kekuatan pikiran tanpa obat atau tindakan medis? Berangkat dari kisah penyembuhan dirinya sendiri setelah kecelakaan yang meretakkan tulang punggung, Dispenza mulai meneliti bagaimana keyakinan, fokus batin, dan efek plasebo mampu memicu tubuh memproduksi zat kimia alami yang mendukung proses pemulihan. Ia menunjukkan bahwa tubuh manusia memiliki “apotek internal” yang jauh lebih kuat dari yang dibayangkan, dan dengan praktik mental yang tepat, setiap orang dapat menjadi plasebo bagi dirinya sendiri.

Melalui kombinasi riset neurosains, biologi, psikologi, hipnosis, dan fisika kuantum, buku ini membedah mekanisme di balik efek plasebo dan bagaimana pikiran membentuk kondisi fisik maupun emosional kita. Dispenza membahas bagaimana otak dan emosi saling terhubung melalui neuroplastisitas, bagaimana DNA dan ekspresi gen dapat diaktifkan melalui proses batin, serta bagaimana meditasi, hipnosis, dan perubahan gelombang otak dapat menggeser keyakinan lama yang membatasi diri. Hasilnya, You Are the Placebo menjadi panduan komprehensif untuk menemukan sang penyembuh sejati yang selama ini ada dalam diri.


2. Grit: Kekuatan Passion dan Kegigihan – Angela Duckworth

Temukan Di Sini!

Grit: Kekuatan Passion dan Kegigihan karya Angela Duckworth menantang anggapan umum bahwa kesuksesan terutama ditentukan oleh bakat. Banyak orang merasa minder ketika gagal mencapai tujuan, seolah-olah tidak memiliki bakat berarti tidak ada harapan lagi. Duckworth menunjukkan bahwa stigma ini keliru, bahwa ada banyak individu yang berbakat namun gagal memaksimalkan potensi mereka, sementara orang lain yang biasa saja justru mampu meraih prestasi menakjubkan. Rahasianya bukan terletak pada bakat alami, melainkan pada kombinasi antara semangat mendalam dan ketekunan panjang, yang ia sebut sebagai “grit”.

Berdasarkan penelitian ilmiah, analisis kasus, wawancara dengan para berprestasi tinggi, serta pengalaman pribadinya, Duckworth memaparkan bahwa usaha dan cara kita menghadapi hambatan memberikan pengaruh yang jauh lebih besar terhadap pencapaian. Kabar baiknya, ketabahan ini bukan sifat bawaan, melainkan sesuatu yang bisa dipelajari, dilatih, dan dibangun dari waktu ke waktu. Buku ini memberikan sudut pandang baru bagi siapa pun yang pernah merasa tidak cukup hebat hanya karena tidak merasa berbakat, sekaligus menawarkan rumusan kesuksesan yang lebih inklusif, baik untuk perkembangan individu maupun pencapaian kolektif.


3. Hidup Ini Singkat, Jangan Dibuat Berat – Dale Carnegie

Temukan Di Sini!

Hidup Ini Singkat, Jangan Dibuat Berat menghadirkan prinsip-prinsip klasik Dale Carnegie yang telah diterapkan oleh jutaan orang untuk membangun kehidupan yang lebih seimbang, sehat, dan penuh kendali. Melalui pendekatan yang aplikatif, pembaca diajak memahami cara mendiagnosis kekuatan dan kelemahan diri sendiri, lalu mengelola kehidupan dengan lebih bijak—mulai dari hubungan pribadi, keluarga, pekerjaan, hingga aktivitas sosial. Buku ini juga memberikan panduan praktis untuk meminimalkan stres, mengatur emosi, membangun gaya hidup sehat, serta meningkatkan kemampuan berinteraksi dengan orang lain, termasuk ketika menghadapi situasi atau individu yang sulit.

Buku ini menyajikan inventori penilaian diri untuk membantu pembaca melihat karakter, respon, dan kebutuhan pribadinya secara jujur. Dengan cara itu, pembaca bisa merancang perubahan yang nyata—mulai dari memperkuat karisma, membangun daya tahan emosional, hingga menetapkan visi dan target hidup yang selaras dengan nilai pribadi. Melalui penerapan prinsip-prinsip Dale Carnegie, perjalanan menjadi pribadi yang lebih efektif, percaya diri, dan penuh makna bukan hanya mungkin, tetapi dapat dicapai selangkah demi selangkah.


4. Wild, Willing, and Wise – HeatherAsh Amara

Temukan Di Sini!

Wild, Willing, and Wise hadir sebagai panduan reflektif bagi siapa saja yang merasa hidupnya berjalan tidak selaras dengan hati. HeatherAsh Amara mengajak pembaca melihat kembali siapa diri kita sebenarnya di tengah tekanan dan tuntutan hidup yang sering membuat kita berusaha “menyesuaikan diri” alih-alih hidup dari kekuatan autentik yang ada dalam diri. Melalui tiga energi utama—Wild, Willing, dan Wise—Amara memperkenalkan cara sederhana namun mendalam untuk kembali terhubung dengan kreativitas, keberanian mengambil langkah, serta kebijaksanaan menerima dan bersyukur. Lewat gaya bertutur yang hangat dan membumi, pembaca diajak menata hidup dari dalam, menemukan arah yang lebih bermakna, serta menciptakan ruang bagi harmoni batin.

Buku ini tidak menawarkan teori kaku atau petuah yang menggurui, melainkan menjadi teman perjalanan yang menemani proses mengenali luka, potensi, dan kekuatan sejati dalam diri manusia. Amara menyajikan cerita pribadi, latihan-latihan sederhana, kuis refleksi, hingga visualisasi yang dapat dilakukan di rumah untuk membantu pembaca menyelami diri secara praktis dan lembut. Cocok untuk siapa saja yang ingin menyembuhkan diri, memperkuat koneksi batin, dan menjalani hidup dengan lebih autentik serta utuh.


5. The Art of Letting God: Sebuah Seni Berserah Diri – Mizi Wahid

Temukan Di Sini!

Merasa sedang terbebani ragam tekanan dan ketidakpastian hidup? Apakah bayang-bayang kegagalan di masa lalu terus menghantui dan membuatmu kian kehilangan arah? Sudah membuat rencana-rencana tapi ujungnya gagal meski sudah berjuang sekuat tenaga?

Kamu bisa saja mengalami hal buruk dalam keluarga, hubungan, pendidikan, pekerjaan, atau bahkan lingkungan. Namun, yang paling penting bukanlah bagaimana itu bisa terjadi, melainkan bagaimana itu semua bisa diakhiri. Dalam buku The Art of Letting God ini Mizi Wahid menguraikan dengan tepat dan seimbang mengenai proporsi berusaha dan berserah sebagai bekal memulai hidup baru yang lebih cerah.

Hal ini merupakan kunci untuk memberikan ketenangan pada jiwa dari kegilaan dunia, sehingga kita dapat menjalani hidup tanpa rasa cemas dan kecewa. Buku ini juga mengajarkan kita esensi “tawakal”, kiat untuk tidak lagi mencampuri rencana terbaik yang telah ditentukan oleh Allah untuk kita para hamba-Nya. Mizi Wahid akan mengajak kita untuk menemukan kembali kekuatan untuk mampu merelakan, melepaskan, memaafkan dan memulai kembali hidup dengan kegembiraan. Selamat membaca!


So, Let Them…

Teori ini menjadi pengingat bahwa kedamaian hidup tidak datang dari memaksa orang lain menjadi seperti yang kita inginkan, melainkan dari kemampuan mengembalikan fokus pada diri sendiri. 🔭🕶

Hidup selalu menghadirkan situasi yang berada di luar kendali, komentar yang tidak menyenangkan, serta keputusan orang lain yang mungkin tidak sejalan dengan harapan kita. Robbins menekankan, bahwa kebahagiaan lahir dari keseimbangan: memberi orang lain kebebasan untuk menjadi diri mereka sendiri, sekaligus memberi diri kita kekuatan untuk merespons secara sadar dan selaras dengan nilai hidup yang kita yakini.

Sebab pada akhirnya, hidup yang damai bukan tentang mengendalikan dunia, melainkan tentang mampu mengendalikan diri di dalam dunia itu. ☝🤩

Dapatkan Promonya Di Sini!


Baca juga: Saat Gelisahmu Tak Kunjung Reda, Journey to Allah Siap Menuntunmu Menyusuri Jalan Cahaya Menuju Rida-Nya!


✨ Oya, jangan lupa juga buat dapetin penawaran spesial dari Gramedia! Cek promonya di bawah ini agar belanja kamu jadi lebih hemat! ⤵️

Temukan Semua Promo Spesial di Sini!