Menengok Kembali Kisah Cinta Habibie & Ainun

Kisah cinta B.J. Habibie dan mendiang sang istri Hasri Ainun Besari menjadi salah satu kisah cinta abadi yang dikagumi banyak orang.

Cinta Habibie pada Ainun jelas dibuktikan sepanjang keduanya hidup bersama. Lebih dari 40 tahun saling mendampingi, kisah cinta keduanya pun menginspirasi banyak orang, hingga kemudian diangkat menjadi film layar lebar.

Tepat hari ini, 25 Juni 2019, merupakan momen ulang tahun B.J. Habibie ke-83. Di momen spesial ini, mari kembali menengok perjalanan cinta B.J. Habibie.

Berikut lima perjalanan B.J. Habibie yang membuktikkan ketulusan cintanya pang Ainun Habibie.

1. Di awal belum merasakan apapun pada Ainun

Habibie mengenal ayah Ainun sejak berusia 12 tahun. Saat itu, Habibie terbilang datang dari keluarga tak berada. Ia datang ke ayah Ainun untuk belajar banyak hal, karena ayah Ainun dikenal sebagai sosok yang pintar.

Meski sering bertemu Ainun, Habibie muda belum merasa tertarik dengan Ainun. Ternyata, di sekolah kedunya dikenal sama-sama cerdas. Dan kerap dijodohkan. Namun dirinya tak juga tertarik dengan Ainun.

2. Pertemuan setelah sewindu

Bertahun-tahun tak bertemu, Habibie kaget saat melihat Ainun yang telah tumbuh dewasa dan juga terlihat cantik. Saat itu, Habibie luluh melihat sosok Ainun yang tampak berbeda.

Saat itu pun, Habibie sempat melontarkan candaan. Jika dulunya Ainun disebut seperti gula merah karena berkulit gelap, kini Ainun sudah seperti gula pasir.

3. Melewati masa indah saat berpacaran

Setelah sama-sama menyadari saling tertarik, keduanya pun berpacaran. Kedekatan dan indahnya masa bersama akhirnya Habibie menetapkan hati melamar Ainun.

Ainun resmi menjadi istri Habibie pada 12 Mei 1962. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai dua putra, Ilham Akbar dan Thareq Kemal.

4. Susah senang berasama, hingga Ainun dinyatakan kanker

Hidup bersama Habibie, Ainun bisa mengimbangi dan juga bisa menjadi ibu yang bertanggungjawab dalam membesarkan kedua anaknya. Ainun membiasakan anaknya hidup sederhana, dan juga membiasakan anak-anaknya berdiskusi dan berpendapat.

Namun kebahagiaan Ainun dan Habibie harus dihadapkan pada cobaan besar saat Ainun dinyatakan menderita kanker ovarium pada Maret 2010. Meski sudah mendapat perawatan eksklusif di Jerman, Ainun meninggal dunia pada Mei 2010 waktu Jerman. Semasa perawatan, Habibie tak pernah meninggalkan sang istri.

5. Linglung setelah ditinggal Ainun

Tak lama setelah Ainun Habibie meninggal, Habibie seperti anak kecil. Ia menangis, berteriak mencari sang istri, dalam keadaan berjalan tanpa sepati dan memakai baju tidur.

Kondisinya saat itu bisa dibilang depresi dan ia sempat mendapat masukan dari dokter yang merawatnya. Dari beberapa saran, ia memilih untuk membuat catatan pribadi.

Habibie diberi deadline untuk menyelesaikan catatannya itu dalam tiga bulan. Namun ia justru menyelesaikan lebih cepat, yaotu selama dua bulan saja.

Setelah menuliskan kisahnya, kondisi Presiden Indonesia ketiga itu pun membaik. Hingga ia bisa menerima kepergian sang istri.


Dari kisah cintanya saja kita sudah banyak belajar dari sosok Habibie yang setia dan juga penyayang.

Masih banyak lagi kisah yang bisa diteladani darinya, termasuk dari cerita yang tertuang dalam buku B.J. Habibie: Kisah, Perjuangan & Inspirasi yang bisa didapatkan di Gramedia.com.


Sumber foto header: Journeytothesky blog