Mendadak Batik di Setiap Tanggal 2 Oktober, Ada Cerita Apa Di Baliknya?

Grameds, kamu nyadar nggak sih, kalau di hari ini tuh banyak banget orang yang tiba-tiba memakai batik? 👚
Mulai dari mereka yang berangkat ke kantor, sekolah, atau kampus, semuanya serempak menggunakan pakaian dengan ragam corak yang jadi kebanggaan Indonesia itu.
Jadi, setiap tanggal 2 Oktober, masyarakat Indonesia tuh merayakan Hari Batik Nasional, Grameds. Ini adalah momen untuk menghargai warisan budaya yang sudah diakui dunia. 🤩
Nah, biar nggak sekadar ikut-ikutan pakai batik, yuk kenalan lebih dalam tentang awal mula peringatannya dan hal-hal seru yang bikin Hari Batik Nasional semakin bermakna! 🚀
Awalnya Tuh Begini…
Sejarah Hari Batik Nasional bermula dari pengakuan UNESCO pada 2 Oktober 2009 yang menetapkan batik Indonesia sebagai bagian dari Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity.
Keputusan ini bikin dunia mengakui bahwa batik adalah bagian dari warisan budaya tak benda yang dimiliki Indonesia. Sebuah pencapaian besar, mengingat nggak semua negara punya budaya yang bisa menembus daftar bergengsi itu. 🌍
Tapi, pengakuan ini tentu nggak datang dengan cara yang instan. Ada proses panjang di baliknya, mulai dari riset, pengajuan dokumen, hingga dukungan dari berbagai komunitas budaya. Pemerintah, pengrajin, hingga akademisi bahu-membahu memperjuangkan agar batik bisa mendapatkan pengakuan global.
Setiap kali kita memakai batik, ada rasa bangga tersendiri karena tahu perjuangan panjang yang ada di baliknya.
Setelah pengakuan UNESCO, pemerintah Indonesia kemudian meresmikan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional lewat Keputusan Presiden No. 33 Tahun 2009. Dari situ, batik makin populer dan mendapat panggungnya sendiri.
Setiap tahun, kita merayakan bukan hanya dengan mengenakan batik, tapi juga lewat berbagai kegiatan kreatif yang melibatkan masyarakat.
Baca juga: September Hitam: Kenapa Perlu Kita Ingat, Bukan Kita Lupakan?
Ajang Kreativitas Anak Muda 🎨
Dulu, batik sering dianggap pakaian orang tua atau penggunaannya hanya untuk acara formal semata. Tapi sekarang, anak muda justru jadi motor utama dalam membuat batik terasa lebih segar. Mereka memadukan batik dengan gaya kasual seperti sneakers, jaket oversized, sampai tas kekinian. Kombinasi itu bikin batik jadi tampil stylish tanpa kehilangan sentuhan tradisinya.
Fenomena ini membuktikan kalau batik bisa fleksibel mengikuti zaman. Nggak hanya ada di acara resmi atau seremonial, batik juga hadir di runway fashion week, festival musik, sampai OOTD Instagram. Hari Batik Nasional pun jadi momentum yang tepat untuk mengekspresikan gaya pribadi lewat batik.
Lebih jauh lagi, kreativitas ini bikin batik makin dekat dengan generasi muda. Ketika batik bisa jadi bagian dari keseharian—bukan cuma dipakai pas upacara—maka batik punya masa depan yang cerah. Anak muda nggak cuma jadi pemakai, tapi juga inovator yang menjaga batik tetap relevan. ✨😍
Momentum Edukasi Budaya 🎎
Selain soal gaya, Hari Batik Nasional juga punya sisi edukasi yang kuat. Banyak sekolah dan universitas mengadakan lomba menggambar motif batik, workshop membatik, atau diskusi tentang filosofi batik. Aktivitas ini bikin generasi muda lebih dekat dengan batik, bukan cuma sebagai pakaian, tapi juga karya seni yang punya makna mendalam.
Edukasi ini penting karena batik bukan produk massal biasa. Setiap helai batik punya nilai filosofis, teknik pengerjaan, bahkan cerita sejarah. Lewat kegiatan edukatif, anak-anak muda jadi lebih akrab dengan proses membatik dan bisa menghargai betapa rumit dan indahnya warisan budaya ini.
Dan yang lebih keren, edukasi tentang batik sekarang dikemas dengan cara yang fun. Ada kelas online, konten kreatif di media sosial, sampai pameran interaktif. Dengan begitu, batik nggak lagi terasa jauh dari generasi digital; justru makin mudah dicintai.
Pakai Batik, Dukung UMKM! 🏪
Setiap helai batik biasanya lahir dari tangan-tangan pengrajin yang penuh dedikasi. Di Hari Batik Nasional, perhatian masyarakat terhadap batik otomatis meningkat, dan ini jadi peluang emas bagi UMKM lokal untuk memperluas pasar mereka. Banyak bazar, pameran, dan promo khusus batik yang digelar untuk merayakan hari ini. Selain itu, makin banyak UMKM yang berinovasi dengan batik modern—dari fashion item sampai aksesoris rumah.
Dengan membeli batik langsung dari pengrajin atau UMKM lokal, kita nggak hanya dapat pakaian ciamik, tapi juga ikut menjaga keberlangsungan ekonomi mereka.
Identitas Bangsa yang Melekat 🇮🇩
Kalau dipikir-pikir, batik itu lebih dari sekadar kain dengan corak yang indah. Ia adalah identitas bangsa yang melekat di setiap motifnya. Indonesia punya ratusan motif batik dari berbagai daerah, masing-masing dengan cerita dan filosofinya sendiri. Dari motif parang yang melambangkan kesinambungan hidup, sampai megamendung yang merepresentasikan ketenangan, semua punya makna dalam yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Batik juga jadi simbol persatuan. Walau berasal dari berbagai daerah, semua motif itu sama-sama membawa satu nama besar: batik Indonesia. Ketika kita pakai batik, kita sedang menyatukan beragam identitas lokal dalam satu bingkai kebangsaan. Itulah kenapa Hari Batik Nasional terasa spesial, karena di momen ini kita kompak menampilkan kebanggaan bersama.
Dan jangan lupa, batik kini udah mendunia. Banyak tokoh dunia pernah mengenakan batik, dari Nelson Mandela sampai Barack Obama. Kehadiran batik di kancah internasional mempertegas bahwa budaya kita punya daya tarik universal, dan itu memperkuat identitas kita sebagai bangsa yang kaya akan tradisi.
Dalami Batik Lewat Bacaan, Intip Kumpulan Bukunya di Sini!
Buat kamu yang penasaran ingin tau lebih jauh lagi soal batik, ragam corak, dan keberagamannya di Indonesia. Ini waktu yang pas buat kamu cek kumpulan buku yang udah Gramin sediakan di bawah ini:
1. Batikpedia, Kumpulan Istilah Penting Dalam Dunia Batik – Ivone De Carlo
Kain batik dalam pembuatannya melalui proses yang cukup panjang agar dapat membentuk motif dan warna yang cantik pada kain yang digunakan. Dalam proses tersebut, terdapat istilah-istilah yang hanya para pembatik dan orang-orang tertentu yang mengetahui istilah apa saja dalam proses membatik.
Tidak semua buku-buku tentang batik dilengkapi dengan daftar istilah mengenai batik. Buku Batikpedia hadir sebagai buku referensi yang memuat dan mengkompilasi berbagai istilah mengenai batik. Buku ini disusun secara alfabetik dengan beberapa di antaranya dilengkapi gambar.
Batikpedia ini layak menjadi buku pegangan bagi para perajin, pengajar dan siswa sekolah dan siapapun yang berkiprah dalam batik. Bahasanya yang populer membuat buku praktis ini juga dapat menjadi rujukan bagi masyarakat umum.
2. Motif Batik Klasik Legendaris dan Turunannya -- Adi Kusrianto
Batik yang sering disebut sebagai warisan budaya nenek moyang bangsa Indonesia yang memiliki nilai adiluhung dan harus dilestarikan itu, sebenarnya hanya dapat diklaim oleh "batik klasik". Bukan batik kekinian yang diproduksi atas nama tren mode, tuntutan selera pasar yang sama sekali sudah tidak punya "roh" atau "jiwa".
Motif batik yang tergolong klasik jumlahnya ribuan, tetapi di antara itu ada motif-motif yang tergolong sebagai motif babon (induk) yang legendaris. Yaitu, motif-motif di samping kepopulerannya, juga motif yang banyak digunakan pada ritual dalam kehidupan orang Jawa. Mulai upacara terkait kelahiran, pertumbuhan dalam kehidupan seseorang, pernikahan, serta berbagai perlambang dalam menjalani kehidupan hingga saat upacara kematian.
Motif Batik Klasik Legendaris dan Turunannya adalah buku yang ditulis atau disusun oleh Adi Kusrianto yang akan membawa kamu mengenal batik lebih dalam!
3. Menelusuri Asal Usul Batik – Adi Kusrianto
Banyak orang berpendapat batik berasal dari Jawa Tengah. Sekalipun banyak juga yang berpendapat batik sudah ada sejak zaman Majapahit. Meskipun demikian, kita jarang memikirkan asal usul istilah batik. Apa hubungan batik dengan wastra yang telah menjadi penanda tingkat sosial pemakainya yang telah berlaku sejak awal abad Masehi di kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha?
Tertulis dalam buku Fabric of Enchantment: Batik from the North Coast of Java karya Rens Heringa, batik pertama kali ada di Indonesia pada 700-an. Batik diperkenalkan oleh orang India, saat Raja Lembu Amiluhur (Jayanegara) yang merupakan raja kerajaan Janggala menikahkan putranya dengan seorang putri India. Informasi ini tentu menarik untuk dikaji lebih dalam.
Buku ini memuat banyak informasi yang akan menambah wawasan kita tentang hal-hal yang berkaitan dengan batik.
4. Batik as My Identitiy: Batik Sebagai Identitasku – Cheryl Clarenza Santoso
Batik adalah salah satu kekayaan bangsa budaya Indonesia yang luar biasa. Beragam corak, motif, warna, dan maknanya tersebar dalam berbagai wujud batik di penjuru pantai Indonesia.
Berawal dari kemenangannya di sebuah ajang pemilihan putri batik dan putri Jawa Timur tingkat anak, Cheryl Clarenza menunjukkan perhatian besar pada batik. Lahir dari keluarga pecinta seni dan budaya Indonesia, Cheryl berusaha menularkan rasa cintanya akan batik melalui buku ini kepada anak-anak seusianya. Meski masih sangat belia, ia sudah memiliki kebanggaan dan kepedulian akan batik; mulai dari pembuatan hingga pelestariannya.
Buku ini akan menjadi satu sumbangan dari generasi muda untuk dunia wastra di Indonesia. Dari buku ini, kita bisa menyelami keindahan dan keragaman batik dari sudut pandang anak Indonesia, serta diajak untuk ikut berbangga dan peduli akan kelestariannya.
5. Pesona Kebaya & Batik – Adi Kusrianto
Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, termasuk dalam hal busana tradisional seperti kebaya dan batik. Kebaya dan batik adalah busana nasional wanita Indonesia yang memiliki pesona dan keindahan tersendiri.
Kombinasi kebaya dan kain batik membentuk kesan yang cantik dan anggun, serta bernilai warisan budaya. Kumpulan tulisan dalam buku ini akan membantu memberikan pemahaman tentang keberadaan kebaya yang digunakan sebagai busana nasional bagi wanita Indonesia.
Hari Batik Nasional adalah momen penuh makna. Ia jadi simbol identitas bangsa, ruang kreativitas anak muda, dukungan nyata untuk UMKM, sarana edukasi budaya, sekaligus pengingat bahwa batik sudah diakui dunia.
Lebih jauh, momen ini juga menjadi pengingat bahwa pelestarian batik ada di tangan kita sendiri. Dari memakai batik, belajar membatik, sampai membeli produk UMKM lokal, semua langkah kecil itu punya dampak besar untuk menjaga batik tetap hidup.
Jadi, mengenakan batik di Hari Batik Nasional bukan cuma soal tampil kece, tapi juga bentuk ekspresi belonging. Setiap helai batik yang kita pakai adalah simbol cinta, kebanggaan, dan janji untuk menjaga warisan leluhur tetap abadi.
Baca juga: Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia: Ingat, Hidupmu Selalu Berharga
✨ Jangan lewatkan penawaran spesial dari Gramedia hanya untuk kamu! Cek promonya di bawah ini agar belanja kamu jadi lebih hemat! ⤵️