Pikiran, cerita, dan gagasan tentang buku dengan cara yang berbeda.

Memaknai Cinta ala Tere Liye dalam Sajak

Memaknai Cinta ala Tere Liye dalam Sajak

Mustahil semestinya jika nama Tere Liye tidak cukup akrab di telinga penikmat buku Indonesia. Hasil karya Tere Liye hampir selalu berada dalam jajaran best seller. Meski telah begitu ternamanya seorang Tere Liye, tidak sedikit di antara penikmat karyanya beranggapan bahwa ia merupakan penulis “asing” sebab biografinya yang selalu “gelap”.

Namun tidak, Tere Liye ialah seorang Indonesia tulen yang lahir di pedalaman Sumatera Selatan pada 21 Mei 1979 dengan nama asli, Darwis. Nama Tere Liye ia gunakan sebagai nama pena yang diambil dari bahasa India dengan arti yang cukup istimewa, “untukmu”. Termakna seperti tiap karya yang diterbitkannya terkhusus “untukmu”.

Darwis, atau mari kita tetap sebut dengan Tere Liye, memulai karya pertamanya pada 2005. Hingga kini, karya Tere Liye tertotal lebih dari 20 buku. Dan tidak hanya bertahan pada posisi best seller, dua buku di antaranya telah turut serta mewarnai layar kaca Indonesia, yaitu Hafalan Shalat Delisa dan Moga Bunda Disayang Allah.

Yang menarik dari Tere Liye, meskipun buah hasil karyanya selalu menjadi best seller, ia tetap mengatakan bahwa menulis hanyalah hobi baginya, terlepas dari semua hal yang berkaitan dengan menulis, ia tetaplah seorang karyawan kantoran yang berlabelkan akuntan hingga saat ini.

Tere Liye juga termasuk penulis yang vokal di media sosialnya. Beberapa kali tulisan di media sosialnya menjadi begitu kontroversial sebab menyangkut perihal LGBT, tak kenal sejarah, atau tak terima akibat kutipannya digunakan untuk foto selfie anak zaman now.

Hingga yang terakhir, perihal dirinya yang “pamit” untuk tidak menerbitkan novel-novelnya lagi karena merasakan adanya ketidakadilan dengan pajak penulis. Ulasan lengkapnya, bisa disimak di Jurnal Ruang.

Tapi Tere Liye kini tidak bisa dikenal hanya sebatas seorang novelis, kini karyanya telah merambah kepada sajak-sajak yang telah dibukukan dengan apik. Mungkin bisa dikatakan puisi, bisa juga tidak, bergantung dari bagaimana kita menikmati setiap prosa-prosa pendek di dalamnya.

Mengapa begitu? Tentu karena teknik dan teori dalam berpuisi selalu kembali pada selera dan gaya menulis penulisnya.

Begitu pula dengan Tere Liye, ia menghimpun sejumlah sajaknya dengan menghadirkan dirinya tetap dengan cirinya, karena puisi selalu semerdeka itu.

Berikut beberapa buku-buku kumpulan sajak karya Tere Liye.

Dikatakan atau Tidak Dikatakan, itu Tetap Cinta

Dikatakan-atau-Tidak-Dikatakan--itu-Tetap-Cinta

24 sajak bersanding dengan ilustrasi apik dari Tere Liye terhimpun dalam buku ini. Tentunya sajak di dalamnya begitu dengan dengan keseharian hidup. Tentang indahnya jatuh cinta, tentang pertemuan dan kerinduan, memendam, juga perpisahan yang berujung pada bagaimana mengikhlaskan tanpa tertaut kenangan.

Sajak-sajaknya ditulis dengan ringan, tanpa banyak menggunakan metafora yang akan membuat berpikir kembali tentang makna yang ingin disampaikan, begitu sederhana. Sangat Tere Liye. Mungkin dapat dikatakan kumpulan sajaknya akan mengajak pembaca untuk memaknai cinta ala Tere Liye.

“Akan kurawat kau dalam diam. Agar tumbuh besar penuh pemahaman. Akan kurawat kau dalam hening. Agar tumbuh tinggi penuh kesabaran, Akan kurawat kau dalam senyap. Agar tumbuh kokoh penuh keikhlasan. Sungguh akan kurawat kau. Agar tidak ada yang menyakiti. Pun kalau memang harus disakiti. Kau dan aku tahu. Apa yang terbaik dilakukan. Apa yang terbaik dilakukan. Pun kalau memang harus gugur daun. Kau dan aku tahu besok lusa akan kembali rindang.”

#Aboutlove

-Aboutlove

Tentu penikmat karya Tere Liye akan mengerti bahwa banyak sekali kutipan cinta khas Tere Liye yang ia sematkan pada tiap-tiap novelnya. #AboutLove merupakan rangkuman kutipan cinta terfavorit dari Tere Liye. Buku ini mungkin akan habis dalam sekali duduk, namun menyisakan hal manis untuk diingat dan ditilik kembali.

“Cinta sejati selalu menemukan jalan. Ada saja kebetulan nasib, takdir, atau apalah sebutannya. Tapi sayangnya, orang-orang yang mengaku sedang dirundung cinta justru sebaliknya, selalu memaksakan jalan cerita khawatir, cemas, serta berbagai perangai norak lainnya. Jika berjodoh, tuhan sendiri yang akan memberikan jalan baiknya. Termasuk “kebetulan-kebetulan” yang menakjubkan”

Berani jatuh cinta berarti harus berani bertanggung jawab atas cinta yang dirasa. Mustahil rasanya jika tidak pernah jatuh cinta, yang mungkin adalah terjerumus dalam cinta. Dan mungkin buku ini dapat menjadi pegangan dalam mencinta, agar tahu sebatas mana seharusnya kedalaman cinta.

#Aboutfriends

-Aboutfriends
Serupa halnya dengan #aboutlove, #aboutfriends merupakan sehimpunan kutipan dari Tere Liye, seputar persahabatan yang selalu spesial. #aboutfriends memuat 100 kutipan terbaik Tere Liye yang di dalamnya terdapat banyak pelajaran yang dapat dipetik untuk dapat lebih memahami bagaimana pertemanan seharusnya ditumbuhkan pula dengan hati.

“Hanya teman terbaik yang berani bicara jelek tentang kita di hadapan kita, yang bisa berbeda pendapat, bilang salah jika itu memang salah. Jika dia hanya bicara manis selalu, setiap saat bilang iya, itu tidak selalu berarti kabar baik. Mungkin saja di belakang kita, dia bicara buruk.”

Milikilah sahabat terbaik, jalani persahabatan tersebut, meski berjarak, meski kadang tak sekata, meski kadang buat naik darah, karena percayalah, persahabatan yang dibangun dari hati yang baik akan 100 kali lebih indah dibanding 100 kutipan dari buku ini.

Selamat membaca!


Header image source: prelo.co.id


Meutia Ersa Anindita

Meutia Ersa Anindita

Content Writer for Gramedia.com

Enter your email below to join our newsletter