Manfaat Detoks Media Sosial, Solusi Anak Muda Antisipasi Kecemasan

Ngaku deh! Siapa Grameds di sini yang pernah ngerasa tertinggal setiap kali lihat postingan dari teman atau mutual di media sosial?!☝🏼😉
Kamu pasti pernah kan, lagi scroll laman story terus ngeliat teman kamu lagi asyik liburan ke Bali, yang satu bikin post apresiasi karena baru naik gaji, eh yang lain post makan sushi untuk ketiga kali di minggu ini.
Terus kamu jadi bertanya-tanya, kok bisa ya dia begitu, terus aku kapan yaa? Hmmm.. tapi kok diri ini always gini-gini aja sih? Oh my god! Why should this all just happen to me?!😭🤷🏻♀️
Nah, kalo kamu udah ngerasa begitu, ada baiknya kamu kenalan sama istilah yang namanya detoks sosial media nih, Grameds. Yuk simak pembahasan selengkapnya di artikel ini!
Detoks Media Sosial Itu Apa Sih?
Jadi, detoks media sosial adalah upaya disengaja untuk membatasi akses atau paparan kamu dengan sosial media. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengurangi atau bahkan menghentikan penggunaan perangkat digital atau media sosial dalam jangka waktu tertentu.📱😊
Kalau sebagian besar waktu kamu habis buat berselancar di media sosial, mungkin sudah waktunya untuk berhenti sejenak dari dunia maya dan balikin fokus pada kehidupanmu di dunia nyata.
Soalnya, selain bisa menimbulkan kecemasan yang membingungkan, berlebihan dalam penggunaannya juga bisa membuat kamu terlalu obsessed atau over addicted dengan sosial media. Tentu, hal itu bisa berdampak buruk buat kesehatan mentalmu.
Bagaimana Cara Melakukannya?
Nah, kalau kamu tertarik buat detoks media sosial, kamu bisa ikutin caranya seperti di bawah ini, Grameds!↙️🤩
Pertama, coba deh kamu kasih spare waktu dan bikin komitmen sama diri kamu, akan berapa lama buat gak menyentuh sosial media. Untuk estimasinya, bisa mulai dari rentang 2 minggu hingga 2 bulan.
Habis itu, kamu harus hapus aplikasi media sosial dari gawai atau ponsel. Kenapa mesti dihapus? Soalnya, kalau nggak dihapus, tangan suka otomatis buka, padahal niatnya cuma ngecek sebentar. Tau-tau udah scroll sejam, hehe.
Terus, supaya gak merasa kosong saat lagi detoks, kamu juga bisa melakukan berbagai kegiatan positif tanpa media sosial, misalnya baca buku, cobain olahraga, meditasi, atau jalan-jalan ke alam. Mengisi waktu luang ini penting supaya kamu gak jenuh dan kangen buat kembali buka media sosial. Itung-itung siapa tau kamu dapet hobi baru juga kan, Grameds.
Biar lebih efektif, kamu juga bisa tulis pengalaman dan perubahan apa aja yang kamu rasakan dalam hari-harimu yang tanpa media sosial itu.
Manfaat Detoks Media Sosial
Jadi, ada beberapa manfaat yang bisa kamu dapetin setelah kamu purna melakukan detoks media sosial. Beberapa di antaranya:
1. Menjaga Kesehatan Mental😍
Meski gak melulu begitu, media sosial terkadang bisa menjadi sumber perbandingan sosial yang negatif. Hal itu terjadi ketika kamu sebagai pengguna merasa hidup kamu kurang memuaskan, dibandingkan dengan apa yang kamu lihat di platform media sosial.
Selain itu, berlebihan dalam mengakses media sosial juga sering kali bikin kamu merasa ketinggalan akan trend atau sesuatu yang sedang terjadi di jagatnya. Kondisi yang kita kenal dengan sebutan Fear of Missing Out (FOMO).
Dengan menghentikan sementara penggunaan media sosial, kamu bisa terhindar dari perbandingan sosial ini, sehingga mengurangi tekanan psikologis yang kamu rasakan. So, kesehatan mental kamu bisa lebih terjaga deh.
2. Menjaga Kesehatan Fisik💪
Gak cuma bagus untuk kesehatan mental, melakukan detoks media sosial juga bisa punya manfaat untuk kesehatan fisik kamu lho!
Karena dengan mengurangi sentuhan dengan media sosial, kamu juga bisa terhindar dari berbagai gangguan kesehatan akibat terlalu lama menatap layar, seperti sakit kepala, migrain, dan gangguan kesehatan mata.
3. Meningkatkan Kualitas tidur🛌😴
Penggunaan media sosial secara berlebihan, terutama di saat sebelum tidur, dapat menyebabkan penurunan kualitas tidur, bahkan bisa juga menyebabkan gangguan tidur atau insomnia.
Selain itu, sinar biru dari layar gadget juga bisa membuat pelepasan hormon melatonin yang bertugas melepaskan rasa kantuk dalam tubuh kamu jadi terhambat.
Nah, dengan menjalani detoks media sosial, kamu bisa terhindar dari hal-hal tersebut dan membuat kualitas tidurmu jadi lebih meningkat.
4. Lebih Terkoneksi Dengan Orang-orang di Kehidupan Nyata👫
Sadar atau nggak, kecanduan media sosial ternyata secara tidak langsung bisa meregangkan hubungan kamu dengan orang-orang terdekat lho, Grameds. Baik itu pasangan, keluarga, atau teman-teman kamu.
Misalnya nih ya, saat lagi quality time bersama orang-orang terdekat, alih-alih fokus melakukan aktivitas bersama mereka, kamu malah sibuk menatap layar ponsel dan berselancar di media sosial (phubbing).
Melakukan detoks media sosial bisa membantu kamu untuk lebih fokus dalam bersosialisasi dengan orang-orang terdekat, sehingga kedekatan hubunganmu dan silaturahmi dengan mereka bisa lebih terjaga.
5. Meningkatkan produktivitas🏃♂️
Melakukan detoks sosmed juga tentunya bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas dan prestasimu, lho. Kok bisa? karena dengan melakukan detoks media sosial, kamu jadi bisa lebih fokus dan konsentrasi terhadap hal-hal yang sedang kamu kerjakan.
Pre-Order Generasi Cemas – Jonathan Haidt
Nah, buat kamu yang merasa over addicted dengan media sosial tapi masih denial buat cobain detoks dari media sosial, mungkin kamu bisa coba baca buku Generasi Cemas karya Jonathan Haidt nih, Grameds!
Kebetulan banget, mulai tanggal 7 sampai tanggal 13 Juli 2025 nanti, lagi ada Promo Pre-Order Buku Generasi Cemas karya Jonathan Haidt. Selagi masih ada, kamu bisa langsung cek dan dapatkan bukunya dengan harga spesial yang menarik dan sayang banget buat dilewatkan!
Sinopsis Buku
Jonathan Haidt, seorang psikolog sekaligus Guru Besar di New York University’s Stern School of Business, membedah fenomena meningkatnya gangguan kesehatan mental di kalangan remaja dan anak-anak.
Melalui buku ini, dia menyoroti bagaimana penyebaran ponsel pintar, media sosial, dan pola asuh yang terlalu protektif telah mengubah cara anak-anak tumbuh dan berdampak buruk pada perkembangan sosial dan psikologis mereka.
Seiring mulainya era telepon pintar yang membuat semua orang terhubung setiap waktu, hadir pula bencana: hancurnya kesehatan mental anak dan remaja akibat perubahan besar pada masa kanak-kanak, dari berbasis permainan di dunia nyata menjadi berbasis internet.
Dalam buku ini, Jonathan Haidt juga menyajikan hasil penelitian terkini mengenai konsekuensi buruk dunia maya bagi pertumbuhan anak dan remaja, seperti kurang tidur, kecanduan, sampai rasa kesepian dan depresi.
Tak luput, Haidt juga menawarkan saran dan solusi bagi orangtua, guru, sekolah, dan masyarakat untuk mengakhiri ancaman dunia maya terhadap kesehatan mental anak dan remaja serta mengembalikan masa kanak-kanak yang lebih kaya sentuhan manusia.
Hayo, gimana nih, Grameds. Setelah baca sinopsisnya, kamu jadi makin tertarik buat baca versi lengkapnya kan?
Rekomendasi Buku Self Improvement Lainnya
Oh iya, Gramin juga punya rekomendasi bacaan lain yang bisa kamu selami untuk mendukung perkembangan diri kamu nih. Coba simak listnya deh!
1. Self Help – Samuel Smiles
Buku karya dari Samuel Smiles ini bisa dinikmati oleh pembaca yang sedang cari buku untuk pengembangan diri. Meski tergolong sebagai buku klasik, bacaan ini masih sangat relevan dan terus diterbitkan guna menginspirasi kamu yang berkeinginan untuk menggali potensi diri sendiri dan menanamkan keinginan untuk sukses.
Buku ini adalah pendahulu dari literatur motivasi dan karya-karya pengembangan diri saat ini. Berisi pelajaran yang “kuno tetapi bermanfaat” tentang konsep-konsep yang masuk akal, seperti pentingnya belajar dari kegagalan, pengalaman adalah guru terbaik, dan nilai penghematan, kerendahan hati, serta kejujuran. Semua kemasan itu dibumbui dengan biografi inspiratif dari kehidupan orang-orang yang mampu mengembangkan potensi diri mereka untuk meraih impian.
2. Almost Adulting: Self-Help Approach to Deal With Quarter-Life Crisis – Nadhira Afifa
Dalam buku Almost Adulting: Self-Help Approach to Deal With Quarter-Life Crisis, Nadhira Afifa akan mengajak kamu untuk menyusuri makna quarter life crisis dan mencoba berbagi pengalamannya dalam menghadapi quarter life crisis.
Buku ini dapat menjadi salah satu bentuk refleksi dan penenangan diri bagi semua yang sedang mengalami krisis yang sama. Alih-alih berat, di dalamnya banyak topik praktis dan relevan untuk para pembaca.
“Dengan ribuan opsi karier dan penghargaan yang ada di dunia ini, kenapa saya cuma jadi medioker, ya?”
Berhiaskan pengalaman dan pertanyaan Nadhira ketika menginjak usia 20-an, perlahan-lahan kamu akan diajak untuk belajar menerima dan mencintai diri kita sendiri. Melalui buku ini, kamu juga akan belajar bersama-sama untuk menikmati detik tiap detik proses kehidupan ini.
3. The Mindful Thinking – Sony Adams
Sebagai manusia kita memang harus terus berusaha dan pantang menyerah untuk mencapai tujuan hidup kita, meskipun cobaan datang setiap hari. Barangkali kita juga sering dihadapkan oleh situasi yang membuat kita menyerah dan ingin berhenti saja. Alhasil, semua masalah yang kamu hadapi dapat terakumulasi menjadi pemicu stres.
Melalui buku ini, Sony Adams menjabarkan 30 langkah berpikir secara sadar yang dapat kamu praktikkan secara mandiri. Selain akan diajak memahami apa itu mindfulness secara sederhana, kamu juga bisa memanfaatkan terapi mindfulness di kehidupan sehari-hari sehingga kebahagiaan dan ketenangan hidup dapat selalu kamu rasakan setiap saat.
4. The Unstoppable You: 7 Cara Memanfaatkan Potensimu untuk Meraih Kesuksesan – John C. Maxwell
Pernah merasa kamu bisa menjadi lebih dari situasimu saat ini, tapi ada sesuatu yang menahanmu? Kadang orang lain yang membatasi kita, dan kadang orang itu justru diri kita sendiri.
Dalam buku ini, John C. Maxwell mengajakmu untuk mulai membuka potensi yang selama ini tersembunyi. Kamu punya kekuatan untuk jadi luar biasa, selama kamu berani melangkah.
Maxwell sendiri tahu rasanya memulai dari nol. la memulai kariernya di kota kecil, tanpa banyak yang percaya ia akan menjadi "seseorang". Tapi dengan tekad dan visi, ia menembus batas hingga akhirnya dikenal sebagai salah satu pakar kepemimpinan paling berpengaruh di dunia.
Bagaimana ia melakukannya? la melakukan 7 cara yang terangkum dalam buku ini, dan kamu pun bisa melakukannya.
5. The Compound Effect – Darren Hardy
Inti dari buku ini adalah untuk membantu kamu mewujudkan kesuksesanmu! Tanpa berlebihan, buku ini berisi solusi menarik tentang apa yang dibutuhkan untuk meraih kesuksesan.
Sebagai direktur editorial majalah SUCCESS selama lebih dari 25 tahun, Darren Hardy telah mendengar semuanya, melihat semuanya, dan mencoba sebagian besar tentang prinsip-prinsip kesuksesan. Dalam buku ini, dia mencoba merangkum inti yang mendorong kesuksesan untuk kamu.
Buku ini berisi esensi dari apa yang perlu diketahui, dipraktikkan, dan dikuasai oleh setiap orang yang berprestasi untuk memperoleh kesuksesan luar biasa. Di dalamnya, kamu akan menemukan strategi tentang: Cara untuk menang setiap saat!; Strategi nomor 1 untuk mencapai tujuan apa pun dan mengalahkan pesaing mana pun; Membasmi kebiasaan buruk yang menghambat kemajuan Anda; Menginstal beberapa disiplin utama yang dibutuhkan; Kunci motivasi yang nyata dan abadi; Menangkap kekuatan momentum; Dan, rahasia orang-orang berprestasi.
Di era digital saat ini, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Dengan berbagai platform seperti Instagram, Facebook, dan TikTok, kita dapat terhubung dengan orang lain dan mendapatkan informasi hanya dengan beberapa sentuhan layar.
Namun, di balik kenyamanan ini, ternyata ada dampak negatif yang semakin disadari banyak orang, terutama terkait dengan kesehatan mental. Di sini, detoks media sosial dapat menjadi solusi yang efektif untuk mengurangi gejala depresi yang terkait dengan penggunaan media sosial secara berlebihan.
Sekali lagi, kalau kamu seringkali merasa berlebihan dalam bermain media sosial dan kerap mendapati kecemasan setelah menjalani pengalaman itu, kamu mungkin cocok untuk menjadikan buku Generasi Cemas karya Jonathan Haidt sebagai teman bacaanmu.😊
Jangan lewatkan pula Promo Pre-Order Buku Generasi Cemas karya Jonathan Haidt. Spesial buat Grameds!
Ingat! Periode promonya cuma berlangsung sampai 13 Juli 2025 aja ya!
✨ Cek juga promo spesial lainnya dari Gramedia yang sayang banget buat kamu lewatkan.
👉 Klik gambar di bawah buat tahu info lengkapnya ⬇️
Temukan Semua Promo Spesial di Sini!