Kuliah, Cemas, dan Masa Depan: Tanda Quarter Life Crisis Mulai Mengintai Mahasiswa

Kuliah, Cemas, dan Masa Depan: Tanda Quarter Life Crisis Mulai Mengintai Mahasiswa

Pernah nggak kamu dengar omongan, yang bilang kalau masa kuliah itu masa paling indah. Masa di mana kamu punya kebebasan, banyak teman, waktu luang, dan kesempatan buat eksplor diri yang terbuka lebar. 📚🎉💘

Ditambah, predikat yang nempel ke mahasiswa pun biasanya nggak jauh dari “anak muda yang penuh semangat” atau “calon generasi pemimpin bangsa.” Hmm, kedengarannya sih keren banget ya, Grameds. 😅

Padahal kenyataannya, nggak semua mahasiswa merasa seperti itu. Banyak juga yang justru sering overthinking sebelum tidur. Biasanya tuh persoalannya nggak jauh-jauh dari: ketepatan jurusan, prospek kerja, dan membandingkan diri dengan rekan lainnya.

“Jurusan ini bener nggak ya?”

“Abis lulus, mau kerja apa?”

“Kok hidup orang lain kayaknya lebih jelas ya arahnya?”

Nah, kalau kamu mulai mempertanyakan hal-hal di atas, kemungkinan besar kamu sedang ngalamin yang namanya quarter life crisis, Grameds.

Ini tuh kondisi ketika seseorang merasa nggak yakin sama arah hidupnya. Dalam masa ini pula, pikiran tentang: identitas, masa depan, dan ekspektasi numpuk jadi satu dan bikin kepala penuh tanda tanya.

Kira-kira apa ya yang bikin quarter life crisis bisa datang menghampiri mahasiswa? yuk kita bahas bareng lewat artikel ini! ✊


‎Kenapa Mahasiswa Bisa Alami Quarter Life Crisis?

Ada beberapa alasan yang memungkinkan buat quarter life crisis mampir dalam kehidupan seorang mahasiswa. Beberapa di antaranya itu:

‎1. Tekanan Akademik dan Ekspektasi Tinggi

‎Mahasiswa sering dihadapkan pada tuntutan akademik yang padat. Tugas menumpuk, deadline berkejaran, dan ujian yang datang silih berganti bisa bikin pikiran terasa berat.‎

‎Ditambah lagi, ekspektasi dari orang tua maupun lingkungan sekitar kadang bikin mahasiswa merasa harus selalu berhasil. Padahal, tidak semua orang bisa memenuhi standar tinggi itu.

Nah, dorongan untuk memenuhi seluruh ekspektasi itu kerap kali memicu rasa cemas berlebihan.

‎2. Kebingungan Arah Karier

‎Pertanyaan seputar, “mau jadi apa setelah lulus nanti?” kerap muncul jadi momok yang menghantui sudut kamar mahasiswa.

Ini juga hadir lantaran dunia kerja yang luas, tapi jalannya tidak selalu terlihat jelas. Karena itu, banyak mahasiswa yang jadi ragu dengan jurusan atau pilihan kariernya.

‎Ditambah dengan cerita kesuksesan orang lain yang tersiar lewat media sosial, rasa ketinggalan itu semakin besar. Hasilnya, mahasiswa jadi sering mempertanyakan kemampuan dirinya sendiri.

‎3. Perubahan Lingkungan Sosial

‎Banyak mahasiswa harus beradaptasi dengan lingkungan baru. Apalagi buat kamu yang merantau. Keharusan untuk tinggal di kota berbeda, jauh dari keluarga, dan membangun lingkaran pertemanan baru jelas bukan perkara mudah.

‎Rasa kesepian dan kehilangan pegangan bisa muncul saat adaptasi terasa sulit. Kondisi ini membuat mahasiswa merasa terasing dan bingung harus mencari sandaran ke siapa.

‎4. Tekanan Finansial

‎Tak ketinggalan, urusan keuangan juga sering jadi pemicu munculnya quarter life crisis. Mulai dari persoalan biaya kuliah, kebutuhan sehari-hari, sampai keinginan untuk mandiri secara finansial seringkali menambah beban pikiran.

‎Malah, kadang perkara ini juga yang bikin mahasiswa mesti terjun buat hustle cari uang tambahan. Nggak jarang juga, ini justru bikin mereka makin tertekan. Di satu sisi ingin fokus kuliah, di sisi lain harus realistis soal biaya.

‎5. Ekspektasi dari Diri Sendiri

‎Kadang, bukan orang lain yang menuntut, tapi diri sendiri. Mahasiswa sering punya standar tinggi terhadap dirinya, entah itu soal prestasi, organisasi, atau rencana masa depan.

‎Sayangnya, saat target itu tidak tercapai, muncul rasa gagal dan kecewa pada diri sendiri. Kalau dibiarkan berlarut-larut, perasaan ini bisa berkembang jadi krisis identitas.


Baca juga: Jangan Sampai Lewat! Cari Tahu Tips Mengelola Waktu Biar Masa Kuliah Kamu Lebih Terarah


‎Apa yang Bisa Dilakukan untuk Menghadapinya?

Nah, kamu bisa lakuin cara-cara di bawah ini agar terhindar dari kemunculan quarter life crisis yang bisa menjebakmu secara tiba-tiba.

‎1. Kenali Diri dengan Jujur

‎Langkah pertama adalah berani jujur pada diri sendiri. Apa yang sebenarnya kamu suka? Apa yang bikin kamu termotivasi? Jawaban dari pertanyaan sederhana ini tentunya bisa jadi pijakan awal, sekaligus pondasi buat kamu.

‎Mengenali diri dengan jujur bikin kamu lebih tenang buat menghadapi kejamnya perbandingan. Soalnya, kamu jadi tahu bahwa setiap orang tuh punya jalannya masing-masing.

‎2. Atur Rutinitas Sehat

‎Pola hidup yang berantakan gampang bikin stres jadi tambah parah. Mulai dari tidur cukup, makan teratur, sampai olahraga ringan bisa membantu menjaga pikiran tetap stabil.

‎Kegiatan sederhana seperti journaling atau meditasi juga bisa jadi cara untuk menenangkan diri. Rutinitas sehat bikin kamu punya pegangan di tengah hidup yang terasa nggak pasti.

‎3. Cari Support System

‎Punya orang yang bisa dipercaya itu penting. Baik keluarga, sahabat, atau komunitas, mereka bisa jadi tempat cerita sekaligus penyemangat.

‎Support system bikin kamu sadar kalau kamu nggak sendirian. Bahkan, mereka bisa kasih perspektif baru yang nggak pernah terpikir sebelumnya.

‎4. Kelola Keuangan dengan Bijak

‎Buat sebagian mahasiswa, masalah finansial adalah sumber stres utama. Coba mulai belajar mengatur keuangan sederhana. Kamu bisa mulai dari: bikin catatan pengeluaran, membedakan kebutuhan dan keinginan, serta sisihkan sedikit untuk tabungan.

‎Dengan pengelolaan yang baik, rasa cemas soal keuangan bisa berkurang. Bonusnya, kamu juga lebih siap menghadapi tantangan setelah lulus nanti.

5. Berani Ambil Kesempatan Baru

‎Quarter life crisis sering muncul karena takut salah langkah. Padahal, mencoba hal baru justru bisa membuka jalan yang nggak pernah kamu bayangkan sebelumnya.

‎Entah itu ikut organisasi, magang, atau eksplor hobi, pengalaman baru bisa jadi kunci untuk menemukan arah hidup. Daripada diam di tempat, lebih baik belajar dari prosesnya.‎

kumpulanBaca Artikel Lainnya di Sini!


Bacaan Tambahan Untuk Menghindari Jerat Quarter Life Crisis! 📚

Yup, berikut ini Gramin udah siapin beberapa judul bacaan yang bisa kamu jadiin acuan untuk menghindari jerat quarter life crisis. Ini dia list-nya:

1. The Mountain Is You — Brianna Wiest

quarterDapatkan di Sini!

Buku The Mountain Is You karya Brianna Wiest membahas tentang sabotase diri, yaitu perilaku ketika seseorang secara sadar atau tidak sadar melakukan hal-hal yang menghambatnya untuk mencapai tujuan. Brianna Wiest menjelaskan bahwa sabotase diri adalah masalah yang umum dialami oleh banyak orang, dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti ketakutan, ketidakpercayaan diri, dan trauma masa lalu.

Buku ini terdiri atas empat bagian. Bagian pertama membahas tentang apa itu sabotase diri dan mengapa kita melakukannya. Bagian kedua membahas tentang berbagai bentuk sabotase diri. Bagian ketiga membahas tentang bagaimana cara mengatasi sabotase diri. Bagian keempat membahas tentang bagaimana cara membangun diri yang tangguh.

Karya ini bisa jadi acuan yang bermanfaat buat kamu yang ingin memahami dan mengatasi sabotase diri. Ditulis dengan gaya yang mudah dipahami dan disertai contoh dalam kehidupan sehari-hari, buku ini juga memberikan motivasi supaya kamu bisa membangun diri jadi lebih tangguh dan lekas mencapai tujuan yang kamu impikan.


2. Free Yourself: 10 Perang Batin yang Menghancurkan Hidup dan Solusinya - R Marpu Muhidin Ilyas SDK

quarterDapatkan di Sini!

Pernah merasa hidupmu berantakan tanpa tahu penyebab pastinya? Bisa jadi, masalahnya bukan di luar melainkan di dalam hatimu sendiri. Lewat buku Free Yourself, R Marpu Muhidin Ilyas SDK coba membongkar 10 perang batin yang sering luput dari perhatian: banyak bicara, iri hati, cinta dunia, hingga riya yang samar. Racun-racun ini tak hanya merusak pikiran dan perasaan, tapi juga perlahan menghancurkan kualitas hidup dan hubunganmu dengan sesama, bahkan dengan Tuhan.

Dengan bahasa yang ringan dan relatable, penulis mengajakmu menyelami akar masalah, memahami bahayanya, lalu menawarkan solusi konkret yang bisa langsung dipraktikkan. Setiap bab adalah ajakan untuk berani jujur pada diri sendiri dan mulai memerangi musuh dalam selimut nafsu dan sifat-sifat buruk yang menyesatkan.

Buku ini cocok untuk remaja, pelajar, atau siapa pun yang ingin menjalani hidup lebih bersih, tenang, dan bermakna. Sekarang saatnya. Menangkan perang batinmu. Temukan dirimu yang lebih kuat, bersih, dan merdeka!


3. Grit: Kekuatan Passion dan Kegigihan - Angela Duckworth

quarterDapatkan di Sini!

Selama ini, banyak orang percaya bahwa kunci utama kesuksesan adalah bakat bawaan. Kalau ada yang gagal, biasanya langsung dianggap karena “nggak punya bakat.” Pandangan seperti ini sering bikin orang cepat pesimis, minder, bahkan kehilangan harapan untuk meraih tujuan yang diinginkan.

‎Angela Duckworth, psikolog sekaligus peneliti, membantah anggapan tersebut lewat bukunya Grit: Kekuatan Passion dan Kegigihan. Ia menunjukkan bahwa rahasia pencapaian luar biasa bukanlah bakat, melainkan kombinasi antara hasrat yang kuat (passion) dan kegigihan yang konsisten (perseverance). Kedua hal ini ia sebut sebagai “grit” atau ketabahan, sesuatu yang bisa mengalahkan keunggulan alami sekalipun.

‎Buku ini lahir dari penelitian mendalam, wawancara dengan sosok-sosok berprestasi tinggi, serta pengalaman pribadi Duckworth sendiri. Dari situ, ia menyimpulkan bahwa fokus berlebihan pada bakat justru menyesatkan. Yang lebih menentukan adalah seberapa jauh kita berusaha dan bagaimana kita bangkit saat menghadapi hambatan.

Menariknya, grit bukan sesuatu yang statis. Ia bisa dipelajari, dipupuk, dan dikembangkan. Karena itu, buku ini menjadi panduan penting bagi siapa pun yang ingin menata ulang cara pandang tentang kesuksesan, terutama bagi kamu yang pernah merasa rendah diri hanya karena merasa “kurang berbakat.”


4. Makanya, Mikir! - Abigail Limuria & Cania Citta

quarterDapatkan di Sini!

“Makanya, Mikir!”

Pernah nggak, kalian bilang ini ke diri sendiri pas bikin keputusan yang malah nambah masalah atau bikin hidup lebih ribet? Atau, mungkin itu terucap ke orang lain?

Sering kali, masalah dan keribetan hidup itu disebabkan bukan karena orang jahat atau bencana besar, tapi karena kita sendiri atau orang lain di sekitar kita yang mikirnya kusut. Karena itu, mikir dengan benar jadi penting banget buat hidup yang lebih nyaman dan anti-ribet.

Di buku ini, Abigail dan Cania mengumpulkan berbagai kerangka berpikir beserta studi kasusnya yang secara personal sudah kami pakai dalam hidup dan sangat berguna bagi kami untuk menentukan tujuan hidup, menyusun argumen, mengatur prioritas, mengambil keputusan dalam karier dan hubungan, menimbang risiko, memilah pertemanan, dan banyak lagi!

Buat kamu yang sedang berada di persimpangan penuh kebingungan, mengalami turbulensi kehidupan, atau sekadar punya keinginan untuk menambah bacaan, buku ini ditulis untuk kalian!


5. Atomic Habits - James Clear

quarterDapatkan di Sini!

Banyak orang mengira perubahan besar dalam hidup harus dimulai dengan langkah yang drastis. Namun, James Clear—pakar kebiasaan kelas dunia—menunjukkan hal sebaliknya lewat bukunya Atomic Habits.

Menurutnya, rahasia perubahan nyata justru terletak pada kebiasaan kecil yang konsisten: dari melakukan dua push-up sehari, bangun lima menit lebih awal, hingga menahan diri untuk tidak langsung meraih ponsel. Kebiasaan sederhana ini, kalau dilakukan terus-menerus, punya efek berlipat yang bisa mengubah hidup seseorang secara signifikan.

‎Clear membuktikan temuannya lewat riset psikologi, neurosains, dan kisah inspiratif dari atlet Olimpiade, CEO, hingga ilmuwan ternama. Ia memperkenalkan trik-trik praktis seperti habit stacking, aturan dua menit, dan zona Goldilocks yang mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui Atomic Habits, pembaca diajak untuk melihat bahwa perubahan revolusioner dalam karier, hubungan, maupun kehidupan pribadi bisa dimulai dari langkah kecil, asal dijalani dengan konsistensi.


‎Quarter life crisis memang bikin kepala penuh pertanyaan. Tapi percayalah, ini tuh bukan akhir dunia. Justru dari fase ini, kamu punya kesempatan buat belajar lebih banyak tentang diri sendiri dan masa depan yang mau kamu bangun. 🤩🌟

‎Jadi, kalau sekarang kamu lagi ngerasain fase penuh kebingungan ini, nggak perlu panik ya, Grameds!

Yuk, lekas ambil napas, jalani pelan-pelan, dan jangan ragu buat coba hal baru. Siapa tahu, dari perjalanan ini kamu malah nemuin versi terbaik dari dirimu sendiri. 😉


Baca juga: Mahasiswa Baru? Jangan K.O. di Semester Pertama! Siapin Survival Kit Kamu Sekarang Juga


Dapetin Survival Kit Kamu di Gramedia!

Jadwal kuliah udah tiba? Buruan lengkapin peralatan kuliah kamu dengan lebih hemat pake promo Back to Campus di Gramedia!

Ada diskon sampai 50% yang bisa kamu manfaatkan untuk: alat tulis, buku kuliah, buku penunjang, peralatan seni, hingga perlengkapan IT.

Jangan sampai kelewat ya! Promo ini cuma berlaku selama 1 September – 19 Oktober 2025 aja.

kumpulanDapatkan Koleksinya di Sini!


✨ Jangan lewatkan penawaran spesial lainnya dari Gramedia hanya untuk kamu! Cek promonya di bawah ini agar belanja kamu jadi lebih hemat! ⤵️

kumpulanTemukan Semua Promo Spesial di Sini!


Enter your email below to join our newsletter