AUTHOR OF THE MONTH: Keharuan Trinity Dibantu Saat Lututnya Bermasalah di Kazakhstan

Trinity mengakhiri seri The Naked Traveler lewat buku kedelapan seri tersebut, yang berjudul The Naked Traveler 8: The Farewell. Lewat buku itu juga, Trinity menceritakan pengalaman yang sangat personal di salah satu bagian di buku tersebut.

"Di buku The Naked Traveler 8: The Farewell judul babnya Berkat Luar Biasa," ujar Trinity dalam sesi wawancara baru-baru ini.

Bab tersebut berisikan pengalamannya bepergian saat dalam kondisi yang tidak fit. Saat itu, penulis bernama asli Ade Perucha Hutagaol itu memiliki masalah pada lututnya.

"Setahun lalu aku punya masalah sama dengkulku," ungkapnya. Saat itu, Trinity terpaksa jalan-jalan ke luar negeri menggunakan tongkat. Sekitar sebulan lamanya, Trinity bergantung pada tongkat agar tetap bisa berjalan.

"Kebetulan waktu itu aku bertemu orang baik hati. Jadi ketemu orang Indonesia di Kazakhstan, ini satu sekeluarga dari Indonesia," lanjutnya.

Keluarga tersebut membuat Trinity terharu atas tawaran yang tak disangka-sangka.

"Kita sama-sama naik pesawat, si anak keluarga ini, cowok, bilang, 'Mbak duduk di tempat saya saja'. Rupanya dia duduk di business class. Aku terharu," tuturnya.

Tawaran itu diberikan agar Trinity bisa mendapat tempat lebih nyaman, mengingat saat itu lutut Trinity sedang bersamalah.

Di momen tersebut, akhirnya Trinity menyadari bahwa masih banyak orang yang berhati baik, yang akan menolong sesamanya. Meski sedang berada jauh dari rumah.

Gramedia.com/Muhammad Fachrio Alhadar

"Kita enggak akan pernah sendiri kalo traveling. Enggak disangka-sangka kan. Sampai saat ini aku mikir aku punya good deeds apa ya, sampai karmanya baik banget. Karena itu kan lowest point banget ya, karena sebagai traveler kan aku modal dengkul, dan ternyata di situ dengkulku menyerah," sambungnya.

Dari situ juga, Trinity lebih memerhatikan fasilitas yang disediakan para disabilitas. Karena dia berharap, para disabilitas pun bisa menikmati perjalanan luar negeri dengan nyaman, di mana pun itu.

Dia juga berharap Indonesia, bisa lebih memerhatikan fasilitas tersebut di kemudian hari. "Di situ aku sadar Indonesia itu susah banget buat disabilitas. Aku nyebrang aja susah. Makanya aku bisa merasakan dan personal banget," tandas Trinity.