Pikiran, cerita, dan gagasan tentang buku dengan cara yang berbeda.

Jelang Rilis, Lala Bohang Gelar First Reading The Book of Imaginary Beliefs

Jelang Rilis, Lala Bohang Gelar First Reading The Book of Imaginary Beliefs

Buku terbaru Lala Bohang yang berjudul The Book of Imaginary Beliefs akan segera dirilis. Namun sebelum itu, Lala mengajak 15 orang terpilih menjadi peserta first reading untuk karya terbarunya yang juga menjadi penutup seri The Book of Siblings.

Sebelumnya seri ini memiliki dua  buku pendahulu yang berjudul The Book of Forbidden Feelings dan The Book of Invisible Questions.

Lala Bohang mengungkap bahwa diadakannya acara tersebut, karena dirinya penasaran dengan respon pembaca saat pertama kali melihat karya terbarunya ini.

"Pengin lihat apa sih yang mereka rasakan, seperti apa sih responnya, ada rasa penasaran, makanya diadakan first reading," ungkap Lala Bohang kepada Gramedia.com usai acara first reading yang berlangsung di Menara Kompas, Palmerah, Jakarta Pusat, Sabtu, 9 Februari 2019.

LALABOHANG
Lala Bohang bersama 15 peserta first reading The Book of Imaginary Beliefs (Foto: Muhammad Fachrio Alhadar/Gramedia.com)

Ternyata, usai menggelar first reading The Book of Imaginary Beliefs, Lala merasakan momen yang luar biasa berbeda saat melihat ke-15 pembaca memberikan respon pertama kalinya.

"Ternyata rasanya aneh banget, tapi juga amazing. Tadi sih gue merasa vulnerable, gue enggak tahu mereka siapa, sehari-hari gimana, tapi mereka mau dateng, buat baca buku gue, jadi terharu. Gue enggak tahu juga mereka akan suka atau enggak (dengan bukunya). Jadi ini kayak taking risk, and it's another whole experience," ungkapnya.

Sementara itu, dari ke-15 pembaca, banyak yang mengungkapkan rasa sukanya pada karya terbaru Lala tersebut. Bukunya sendiri berisikan cerita-cerita tentang beliefs atau keyakinan seseorang. Penulis kelahiran Makassar ini menuliskan buku tersebut dengan tiga pesan yang ingin disampaikan kepada para pembacanya.

LALABOHANG
Lala Bohang menandatangani karya terbarunya, The Book of Imaginary Beliefs (Foto: Muhammad Fachrio Alhadar/Gramedia.com)

Poin pertama adalah kepercayaan itu sifatnya tidak absolut dan relatif, tergantung dari mana kita melihat dan berdiri. Kedua, kepercayaan itu adalah sebuah narasi personal yang menjadi hak setiap individu. Kita tidak bisa memaksakan keyakinan kita kepada orang lain.

"Yang ketiga sebenernya di sini juga mau ngomongin hal-hal yang dulu kita percaya banget, tapi seiring berjalannya waktu ternyata kita mengalami pergeseran dan kita tidak memercayainya lagi. Itu jadi bukti nyata beliefs itu sifatnya relatif, tergantung di mana kita berada," tandas Lala Bohang.

Buku The Book of Imaginary Beliefs akan resmi dirilis pada 19 Februari 2019. Nantikan pemesanan bukunya hanya di Gramedia.com.


Enter your email below to join our newsletter