Jejak Pramoedya Ananta Toer: Sastrawan Realisme-Sosialis yang Melawan

Jejak Pramoedya Ananta Toer: Sastrawan Realisme-Sosialis yang Melawan

Grameds, kamu pasti bohong deh kalo bilang nggak pernah dengar nama Pramoedya Ananta Toer! Iya, kan. pasti pernah dengar dong⁉️Nama besarnya itu pasti langsung terbersit di benak banyak orang, kalau bicara soal sastra Indonesia yang menggigit dan menggugah.🤩📖

Dengan gaya penulisan naratif yang mengalir dan penuh warna, nggak heran kalau buku-bukunya tetap menarik meskipun sudah puluhan tahun berlalu.

Keunggulan lain dari karya-karya Pram adalah kemampuannya meramu fiksi dengan fakta sejarah. Ia tidak asal-asalan menulis latar zaman kolonial atau perjuangan pergerakan nasional. Semua itu ditulis dengan riset dan observasi yang mendalam.

Pram memang dikenal memiliki kecintaan pada sejarah dan arsip. Makanya nggak heran kalo banyak yang bilang, novel dan karyanya Pram itu bukan cuma sekadar bacaan, tapi bisa juga menjadi refleksi dan perjalanan kesadaran untuk bangsa ini.

Selain menulis dengan riset sejarah yang kuat, ia juga kerap menampilkan kisah-kisah orang kecil yang tersingkir, dan membangun karakter yang memancing emosi pembaca. Tak jarang, ia juga mengemas kisah itu dengan nada perjuangan melawan penindasan.


Perjuangan Terhadap Penindasan

Pram sendiri dikenal sebagai salah satu penulis yang memiliki perhatian besar terhadap isu sosial dan kemanusiaan nih, Grameds.🖋️

Dengan ciri khas tulisannya yang tajam, penuh kritik sosial, dan kaya akan narasi yang indah, ia banyak menggunakan tokoh-tokoh dari kalangan rakyat jelata untuk menyuarakan ketidakadilan dan penderitaan yang mereka alami, serta membongkar struktur feodal dan kolonial yang timpang.

Mari kita ambil contoh Minke, tokoh utama dalam Tetralogi Pulau Buru (terdiri dari Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca). Minke bukan cuma seorang pelajar dari kalangan pribumi, ia juga simbol perlawanan terhadap sistem kolonial dan feodalisme.

Tokoh-tokoh lain seperti Nyai Ontosoroh juga tak kalah kuat. Meski gambarannya hanya seorang gundik, Nyai menjadi figur perempuan yang tangguh, cerdas, dan independen. Ia menolak tunduk pada sistem sosial yang menindas perempuan dan pribumi.

Pram menuliskan tokoh-tokoh ini bukan sekadar untuk membangun cerita, tetapi untuk menunjukkan bahwa perlawanan terhadap ketidakadilan bisa datang dari siapa saja, baik dari kalangan muda, perempuan, hingga rakyat biasa.

Kalau kamu pernah baca karya-karya Pram, mestilah pernah merasakan betapa dahsyatnya ia menggambarkan perjuangan terhadap penindasan yang dialami oleh tokoh-tokohnya.

Terus, kenapa Pramoedya kerap dikaitkan sama realisme sosialis?💁🏻‍♀️

Nah, karena banyak dari karya sastranya merefleksikan nilai-nilai sosialisme dan semangat perlawanan terhadap penindasan. Makanya, karyanya itu disebut beririsan dengan ciri khas aliran sastra Realisme-Sosialis.

Eh, tapi sebelum lanjut, Grameds udah pada tau belum nih, apa itu Realisme-Sosialis?


Sekilas Tentang Realisme-Sosialis

Soo, ini adalah aliran sastra yang lahir di Uni Soviet. Ciri khasnya, menekankan pada realitas sosial, perjuangan kelas, dan kepeloporan demokrasi. Semua itu dikemas dalam kisah yang optimis, heroik, dan progresif.‼️

Dulu, aliran ini dicanangkan pemerintah Uni Soviet untuk menguasai sastra dan sastrawan Rusia untuk kepentingan partai dan kejayaan komunis. Ya, semacam alat propaganda gitu deh.

Dari satu sisi, realisme dipilih karena menyajikan sebuah kenyataan yang dihadirkan dalam sastra, sehingga sastra dianggap menampilkan suatu tafsiran yang tepat mengenai hubungan-hubungan dalam masyarakat.

Terus aliran realisme yang mengandaikan adanya suatu hubungan dialektik antara sastra dan kenyataan ini dipadukan dengan balutan akan unsur sosialisme yang kental, sehingga jadilah Realisme-Sosialis.

Nah, kalau Grameds mau tau lebih banyak soal hubungan karya-karya Pramoedya Ananta Toer dengan Realisme Sosialis, kamu bisa cari tau lebih banyak lewat buku di bawah ini!🤩


Pramoedya Ananta Toer dan Sastra Realisme Sosialis – Eka Kurniawan

jejakBeli di Sini!

Buku Pramoedya Ananta Toer dan Sastra Realisme Sosialis yang ditulis Eka Kurniawan ini dapat menjadi pintu masuk bagi mereka yang ingin menelaah karya-karya Pram dalam hubungannya dengan realisme sosialis.

Buku ini merupakan buku pertama yang ditulis oleh salah satu penulis kenamaan Indonesia, Eka Kurniawan. Awalnya, karya ini merupakan tugas akhir kuliahnya dari Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada. tulisannya tersebut kemudian diterbitkan dalam bentuk buku pertama kali pada tahun 1999.

Buku “Pramoedya Ananta Toer dan Sastra Realisme Sosialis” ini sangat Gramin rekomendasikan buat kamu yang ingin memahami tentang aliran sastra realisme sosialis, terutama dalam karya-karya Pramoedya Ananta Toer.

Pembahasan dalam buku setebal 224 halaman ini boleh dibilang sangatlah runut. Pada bab-bab awal, Eka menyuguhkan cerita kehidupan Pramoedya Ananta Toer. Kemudian mengenai makna dari realisme sosialis, dan nggak ketinggalan, Eka juga mengkaji tentang peran realisme sosialis dalam karya sastra sang maestro.

Sinopsis Buku

Pramoedya Ananta Toer terhitung selama tiga kali masuk tahanan oleh tiga kekuasaan yang berlainan. Semua penahanan itu tidak melalui proses pengadilan yang wajar. Pram juga mengalami ketidakadilan di masa Orde Baru: buku-bukunya dilarang beredar dan ia dilarang bicara.

Dari sini ia semakin meyakini untuk berpihak kepada “yang kalah”, kepada rakyat jelata, dan konsekuensinya bergabung dengan barisan progresif. Ia menemukan itu dalam realisme sosialis.


Rekomendasi Buku Pramoedya Ananta Toer

Buat kamu yang tertarik buat baca karya Pramoedya Ananta Toer lainnya, Gramin juga punya rekomendasinya nih. Cus, mending langsung simak aja deh!

1. Mangir

jejakBeli di Sini!

Latar belakang kisah Mangir karya Pramoedya Ananta Toer ini adalah keruntuhan Majapahit pada tahun 1527, akibat dari keruntuhan Majapahit, kekuasaan tak berpusat tersebar di seluruh daerah Jawa yang menyebabkan keadaan kacau balau

Perang terus terjadi untuk merebut kekuasaan tunggal, perang tersebut tentu saja membuat Pulau Jawa bermandikan darah. Sehingga yang muncul di Jawa adalah daerah-daerah kecil (desa) yang berbentuk Perdikan (desa yang tidak mempunyai kewajiban membayar pajak kepada pemerintah penguasa) dan menjalankan sistem demokrasi desa, dengan penguasanya yang bergelar Ki Ageng.

Adalah Ki Ageng Pemanahan menguasai Mataram dan mendirikan Kota Gede pada 1577. Kemudian Panembahan Senapati, anak Ki Ageng Pemanahan naik menjadi Raja Mataram. Saat bersamaan muncul pula sebuah daerah Perdikan Mangir dengan pemimpinnya atau biasa disebut tua Perdikan yang bernama Ki Ageng Mangir Wanabaya seorang pemuda gagah dan berani beserta saudara angkatnya yang bernama Baru Klinting.

2. Anak Semua Bangsa

jejakBeli di Sini!

Roman bagian kedua Tetralogi Buru; Anak Semua Bangsa, adalah periode observasi atau turun ke bawah mencari serangkaian spirit lapangan dan kehidupan arus bawah Pribumi yang tak berdaya melawan kekuatan raksasa Eropa. Di titik ini Minke dihadapkan pada kekaguman yang melimpah-limpah pada peradaban Eropa dan kenyataan di selingkungan bangsanya yang kerdil.

Sepotong perjalanannya ke Tulangan Sidoarjo dan pertemuannya dengan Khouw Ah Soe, seorang aktivis pergerakan Tionghoa, korespondensinya dengan keluarga De la Croix (Sarah, Miriam, Herbert), teman Eropanya yang liberal, dan petuah-petuah Nyai Ontosoroh, mertua sekaligus guru agungnya membuat kesadaran Minke tergugat, tergurah, dan tergugah, bahwa ia adalah bayi semua bangsa dari segala jaman yang harus menulis dalam bahasa bangsanya (Melayu) dan berbuat untuk manusia-manusia bangsanya.

3. Cerita Dari Digul

jejakBeli di Sini!

Buku ini merupakan kumpulan tulisan karya para eka-Digulis. Mereka pernah dibuang sebagai tahanan politik semasa pemerintahan kolonial hindia-belanda. Berbagai cerita itu, yang sungguh-sungguh terjadi, mengisahkan suka-duka mereka dalam mempertahankan hidup di tanah buangan Digul, Papua Barat. Getir dan mengharukan.

Digul adalah lokasi di Papua yang ditetapkan oleh pemerintahan kolonial Hindia Belanda saat itu menjadi tempat pengasingan bagi para tahanan politik. Untuk kisah-kisah di buku ini, para tahanan adalah orang-orang yang diasosiasikan dengan pergerakan PKI, terutama pemberontakan 1926. Tentu saja tujuan diasingkan adalah untuk mencerabut mereka dari akar, peradaban, dan pengaruh.

Kehidupan di pengasingan tentu begitu rumit, melelahkan, menyakitkan, dan rawan menyebabkan putus asa. Tempat yang asing dan masih relatif "liar", keharusan bertahan hidup dengan sumber daya terbatas dan penjagaan aparat, kawasan yang sulit untuk bercocok tanam dan rawan malaria, serta perasaan asing dengan lingkungan sekitar termasuk satwa dan penduduk asli kawasan itu.

4. Perawan Remaja Dalam Cengkeraman Militer

jejakBeli di Sini!

Buku ini berisi catatan Pramoedya Ananta Toer tentang derita gadis-gadis Indonesia yang menjadi korban kekejaman tentara Jepang pada masa Perang Dunia Kedua di Pulau Buru serta kelanjutan nasib para Jugun Ianfu yang ditinggalkan begitu saja setelah Jepang menyerah pada tahun 1945.

Tahun 1943, Pemerintahan Pendudukan Bala Tentara Dai Nippon di Jawa mengeluarkan perintah kepada para remaja perempuan untuk melanjutkan sekolah di Tokyo dan Shonanto. Perintah ini tidak pernah diumumkan secara resmi juga tidak masuk dalam Osamu Seirei (Lembaran Negara).

Jepang sengaja melakukannya untuk menghilangkan jejak dan para perawan remaja yang telah diberangkatkan meninggalkan kampung halaman serta keluarga mereka untuk menempuh perjalanan yang berbahaya. Bukan untuk disekolahkan, tetapi mereka dipaksa untuk memenuhi impian seks serdadu Jepang.


Pramoedya Ananta Toer mungkin telah tiada, tapi karyanya tetap hidup dan masih banyak dibaca hingga kini.

Selain itu, ulasan mengenai karyanya juga perlu banget lho buat kamu dalami. Karena seperti yang pernah Pram bilang juga, “Membaca adalah jendela dunia, menulis adalah jalan untuk mengubahnya”.

Buku Pramoedya Ananta Toer dan Realisme Sosialis jadi salah satu buku yang diburu di bulan Juli ini lho Grameds! Yuk buruan cek di sini sebelum kehabisan!

mangaBeli di Sini!

✨ Cek juga promo spesial lainnya dari Gramedia yang sayang banget buat kamu lewatkan.
👉 Klik gambar di bawah buat tahu info lengkapnya ⬇️

kumpulanTemukan Semua Promo Spesial di Sini!


Enter your email below to join our newsletter