Jack Ma dan 6 Pengusaha Pengubah Aturan Bisnis di China’s Disruptors

“Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China.”

Demikian kata-kata bijak yang sering kita dengar. Ungkapan itu memiliki pesan agar kita senantiasa mencari ilmu hingga ke tempat-tempat yang jauh, bahkan hingga ke China.

Namun, di masa kini pesannya bertambah. Bangsa China telah membuktikan diri jadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Maka, untuk menjadi bangsa yang besar salah satu caranya dengan mengambil pelajaran dari negeri Tirai Bambu itu.

Belajar ke sana langsung, boleh. Cara lain bisa juga lewat baca buku. Salah satunya buku ini, China’s Disruptors karya Edward Tse yang diterbitkan oleh PT Elex Media Komputindo pada 2018 lalu.

Di bukunya, Tse menekankan sukses ekonomi bangsa China saat ini antara lain digerakkan oleh pengusaha-pengusahanya. Mereka tumbuh besar dan pada gilirannya turut mengangkat harkat hidup masyarakat keseluruhan.

Pengusaha-pengusaha ini disebut Tse sebagai pengganggu alias disruptor, lantaran mereka mengubah aturan bisnis yang sebelumnya banyak dikuasai pengusaha dari Barat atau negeri Asia lain.

Lalu, siapa saja yang disebut para pengusaha pengganggu dari China tersebut. Yuk, kenalan dengan mereka. Berikut tujuh di antaranya.

Siapa tahu kamu ternyata mengkonsumsi produk mereka, dan terutama sih, siapa tahu kamu terinspirasi ingin seperti mereka. Langsung cek daftar di bawah ini.

1. Jack Ma

Sumber: BBC

Jack Ma adalah pendiri kerajaan Alibaba Group, yang menguasai pasar e-commerce dan pembayaran elektronik di China. Ma mendirikan Alibaba pada 1999. Penawaran umum perdana (IPO, initial public offering) saham Alibaba pada 2014 senilai USD 25 miliar atau sekitar Rp 330 triliun.

Hingga saat ini Alibaba menjadi salah satu perusahaan dengan IPO yang terbesar di dunia. Di Indonesia, Alibaba berinvestasi di Tokopedia, Lazada, layanan logistik J&T, serta layanan e-money Dana.

2. Pony Ma

Sumber: Jing Daily

Pemilik Tencent, perusahaan yang berlokasi di Shenzen ini mendominasi permainan daring (game online) dan pesan singkat di China.

Kini menjadi rival utama Alibaba dalam urusan e-commerce.  Kalau kamu suka main game PUBG, itu salah satu contoh produk Tencent.

3. Robin Li

Sumber: Bloomberg

Robin Li merupakan pendiri dan penemu perusahaan mesin pencari (search engine) dan jejaring sosial, Baidu. Saat ini baidu menguasai sekitar 60 persen aktivitas mesin pencarian di internet untuk masyarakat China.

Pengaruh baidu, bersama Alibaba dan Tencent disebut trio perusahaan internet milik China yang paling menonjol.

4. Ren Zhengfei

Sumber: The Straits Times

Sosok yang satu ini merupakan pendiri Huawei, eksportir swasta terbesar China. Tak cuma itu, ia juga dikenal sebagai salah satu manufaktur telepon genggam dan peralatan jaringan telekomunikasi telepon rumah terbesar di dunia.

5. Yang Yuanqing

Sumber: The Business Journals

Sebagai direktur utama Lenovo, ia telah membangun perusahaan tersebut menjadi penjual nomor satu dunia dalam hal computer personal dan berada di lima besar penjualan ponsel.

6. Lei Jun

Sumber: The Straits Times

Lei Jun adalah seorang wirausahawan yang bergerak di beragam bidang. Salah satu bisnis terbarunya adalah Xiaomi yang menjadikan China sebagai pasar ponsel pintar terbaik dan menjadi rival utama bagi Samsung.

Ia menggunakan teknik inovatif urun-daya (crowd-sourcing) untuk menentukan arah dari pengembangan produknya dan menjualnya tanpa mengeluarkan biaya marketing.

7. Yu Gang

Sumber: Huxiu

Yu Gang pernah menjabat sebagai direktur Del dan kini memiliki supermarket daring, Yihaodian, dengan pendapatan tahunan melonjak mencapai USD 2 miliar atau sekitar Rp 26 triliun hanya dalam waktu lima tahun.

Usaha yang dirintisnya berhasil mengubah masyarakat urban China memenuhi kebutuhan sehari-hari melalui keberadaan supermarket daring.


Siapa lagi pengusaha China yang jadi pengganggu atau disruptor dan mengubah wajah negeri tersebut? Cari tahu lebih banyak kiprah mereka lewat buku China’s Disruptors.

Jika tak ingin repot, langsung berlangganan dan baca di Gramedia Digital ya. Caranya, langsung klik gambar di bawah ini.


Sumber foto header: The Japan Times