Dari Duka ke Damai: Pelajaran Hidup dari Buku Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring

Grameds, pernah nggak sih kamu ngerasa malas banget buat cuci piring? Habis makan enak, perut kenyang, tapi begitu lihat sisa piring di wastafel, rasanya pengen langsung rebahan aja di kasur. 😴

Busa sabun, air mengalir, dan bunyi sendok ketemu piring. Semua itu rasanya kayak rutinitas yang nggak penting-penting amat. Tapi siapa sangka, di balik kegiatan yang kelihatannya sederhana itu, ada cerita yang bisa bikin kita merenung tentang hidup dan cara menghadapi rasa kehilangan.

Lewat buku berjudul Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring, dr. Andreas Kurniawan, Sp. KJ mengajak kita melihat ulang hal-hal kecil yang sering kita anggap remeh.

Dia seolah mau membuktikan, kalau mencuci piring itu bisa jadi proses membersihkan diri dari perasaan yang menumpuk. Seperti ada sesuatu yang menenangkan dari aktivitas berulang, yang menyebalkan itu. Seolah dari tiap bilasan air yang mengalir itu, bisa juga membantu kita berdamai dengan masa lalu.

Dari judulnya aja udah bikin penasaran banget kan ya? Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring. Kedengarannya sederhana, tapi juga misterius. Kok bisa ya, duka disembuhkan lewat piring dan sabun cuci? 🍽🧽

Nah, di artikel ini kita bakal bahas lebih jauh makna di balik buku itu! 🌿


Sekilas Tentang Isi Bukunya

“Beyond the door, there's peace, I'm sure. And I know there'll be no more tears in heaven” – Eric Clapton

Dapatkan di Sini!

Buku Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring karya dr. Andreas Kurniawan, Sp. KJ menghadirkan kisah reflektif yang berangkat dari pengalaman nyata penulisnya. Seorang psikiater yang terbiasa mendampingi pasien berduka, kini harus menghadapi kehilangan besar dalam hidupnya sendiri, yaitu kepergian sang anak. Dari momen itu, ia menemukan cara sederhana namun bermakna untuk menata ulang hidup, yaitu dengan mencuci piring.

Melalui tulisan yang jujur dan sederhana, Andreas mengajak pembaca menelusuri proses penerimaan yang lahir dari pengalaman personal yang secara intens ia alami. Ceritanya ditulis dengan gaya naratif yang ringan, diselipi humor gelap, dan refleksi yang terasa dekat dengan keseharian.

Setiap bagian buku menyuguhkan pandangan baru tentang cara manusia menghadapi duka dan rasa sakit. Andreas menunjukkan bahwa kehidupan bisa terus berjalan, bahkan lewat hal-hal kecil yang selama ini terlewatkan. Dengan cara itu, pembaca diajak menemukan sisi lembut dari duka. Duka sebagai bagian dari perjalanan untuk kembali menemukan diri sendiri, bukan beban yang perlahan menenggelamkan.


Baca juga: Ketika yang Dikenal Delapan Tahun Ternyata Bukan Takdirnya, Pahit-Manisnya Kisah Naya di Wedding with Stranger!


Makna Mencuci Piring yang Ternyata Dalam!

Siapa sangka, kegiatan mencuci piring yang terkesan menyebalkan bagi orang kebanyakan malah menjadi simbol utama yang membawa makna mendalam dalam buku ini.

Bagi Andreas, tindakan sederhana itu menggambarkan bagaimana manusia belajar menghadapi hidup yang tidak sempurna. Setiap piring yang kotor adalah representasi dari perasaan yang berantakan, dan setiap kali piring itu dicuci, ada proses penyadaran bahwa kita tetap bisa bergerak meski sedang terluka.

Tindakan itu juga melambangkan kehadiran penuh dalam momen masa kini. Saat tangan menyentuh air, sabun, dan busa, pikiran dipaksa untuk berhenti sejenak dari segala pertanyaan perihal “kenapa?”. Di situ muncul keheningan yang membantu seseorang kembali merasa utuh.

Barangkali, mencuci piring tidak menghapus kedukaan yang terjadi, tapi ia mampu memberi ruang bagi diri untuk menerima kenyataan, tanpa harus melawan.

Lewat simbol ini, Andreas menegaskan bahwa penyembuhan tidak selalu datang dari langkah besar. Kadang, justru dari kebiasaan kecil yang dilakukan dengan kesadaran dan keikhlasan. Mencuci piring menjadi pengingat bahwa manusia punya kemampuan alami untuk pulih, selama ia mau hadir dan melakukan sesuatu, sekecil apa pun itu.


Perihal Menemukan Ketenangan di Tengah Duka

Tema utama buku ini berpusat pada penerimaan dan ketenangan setelah kehilangan. Andreas menggambarkan bahwa duka adalah bagian alami dari kehidupan yang tak bisa dihindari, tapi bisa dipahami. Melalui kisahnya, ia menunjukkan bagaimana manusia bisa tetap bertahan, bahkan ketika dunia terasa runtuh.

Ketenangan yang dimaksud bukanlah ketiadaan rasa sakit, melainkan kemampuan untuk hidup berdampingan dengan rasa itu. Dalam setiap halaman, pembaca diajak memahami bahwa kesedihan tidak harus segera disembuhkan. Justru, dengan membiarkannya hadir, manusia bisa belajar arti kesabaran dan keberanian.

Buku ini juga memperlihatkan sisi paling manusiawi dari seorang psikiater, bahwa pengetahuan tidak selalu jadi jawaban atas luka. Empati, kesadaran, dan tindakan sederhana seringkali justru menjadi jalan yang paling efektif untuk menata kembali hidup. Dari sini, pesan besar buku ini terasa kuat: hidup akan terus berjalan, dan setiap orang punya caranya sendiri untuk bertahan.

Baca Artikel Lainnya di Sini!


Yuk, Kenalan Sama dr. Andreas Kurniawan!

dr. Andreas Kurniawan, Sp.KJ, dikenal luas di media sosial sebagai @dr.ndreamon https://www.instagram.com/dr.ndreamon/ di Instagram. Ia adalah psikiater lulusan Universitas Indonesia yang sering membagikan pandangannya tentang kesehatan mental dengan cara yang ringan dan jenaka. Dari kesehariannya mendengar cerita pasien, Andreas menemukan banyak hal menarik tentang cara manusia berpikir, merasa, dan mencari kebahagiaan.

Melalui tulisannya, ia mencoba menyampaikan bahwa hidup tak selalu harus sempurna agar bisa bermakna. Setiap perasaan, baik sedih maupun bahagia, punya tempatnya masing-masing. Sikap menerima justru menjadi langkah awal menuju kedamaian batin. Gaya komunikasinya yang santai membuat banyak orang merasa lebih dekat dengan isu kesehatan mental.

Selain buku ini, Andreas juga dikenal lewat karya-karya reflektif seperti Seorang Wanita yang Ingin Menjadi Pohon Semangka di Kehidupan Berikutnya (2025) dan Stay Positive with Marcus Aurelius (2022). Semua tulisannya punya benang merah yang sama, mengajak pembaca memahami diri dengan cara yang lebih lembut, tanpa menghakimi, dan dengan sedikit tawa di antara air mata.


Kini Hadir Dalam Edisi Hardcover!

Buat kamu yang tertarik dengan isi bukunya, buku karya dr. Andreas Kurniawan, Sp.KJ ini bisa kamu dapatkan di Gramedia.

Oya, biar pengalaman membaca kamu makin nyaman, edisi hard cover dari buku Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring juga sudah bisa kamu dapatkan melalui Pre-Order lho! ✨

Dengan harga Rp 100.000 kamu bisa membaca buku yang penuh makna kehidupan dan mendapatkan bonus berupa: tanda tangan penulis serta bookmark menarik untuk setiap pembelian bukunya. 🧼

Tunggu apa lagi, Grameds? Yuk, langsung ikuti pre order Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring (HC) sekarang juga.

Jangan sampai ketinggalan karena periode promo ini hanya berlangsung selama tanggal 10 sampai 19 Oktober 2025 aja! 🛒

Dapatkan di Sini!


Rekomendasi Buku Lainnya

Kalau kamu mau baca buku dengan nuansa serupa Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring, kamu bisa menemukannya dalam kumpulan buku yang udah Gramin sediakan! cek listnya di bawah ini ya:

1. Seorang Wanita yang Ingin Menjadi Pohon Semangka di Kehidupan Berikutnya – dr. Andreas Kurniawan, Sp. KJ

Dapatkan di Sini!

Buku ini berawal dari kisah seorang pasien perempuan yang pernah berkata kepada psikiaternya bahwa ia ingin terlahir kembali sebagai bunga matahari. Namun di sesi berikutnya, ia mengubah pendapatnya. “Aku ingin menjadi pohon semangka di kehidupan berikutnya,” katanya. Dari kalimat itu, dr. Andreas Kurniawan mulai menelusuri makna di balik keinginan sang pasien dan bagaimana manusia kerap menafsirkan kebahagiaan dengan cara yang berbeda.

Melalui kisah ini, Andreas menghadirkan refleksi mendalam tentang kekecewaan, penyesalan, dan ketidaksempurnaan hidup. Ia menggambarkan bagaimana manusia sering kali berjuang dengan ekspektasi, kehilangan, dan rasa tidak cukup. Tapi,  tetap memiliki ruang untuk tumbuh dan berdamai.

Seorang Wanita yang Ingin Menjadi Pohon Semangka di Kehidupan Berikutnya cocok buat kamu yang sedang mencari arti keseimbangan dalam hidup. Buku ini menjadi pengingat bahwa rasa kecewa dan ketidaksempurnaan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan bagian alami dari perjalanan manusia untuk mengenal diri sendiri dan menemukan makna di tengah ketidakteraturan hidup.


2. Stay Positive With Marcus Aurelius – dr. Andreas Kurniawan, Sp. KJ

Dapatkan di Sini!

Kadang hidup tuh rasanya berat. Ada aja yang bikin gelisah. Dari tugas numpuk, kerjaan belum kelar, isi media sosial bikin insecure, belum lagi rasa kesepian yang datang diam-diam. Mau positif, tapi pikiran sendiri kayak nggak mau diajak kompromi. Di tengah dunia yang serba cepat dan penuh tekanan ini, gimana sih caranya tetap waras dan optimis?

Lewat Stay Positive with Marcus Aurelius, dr. Andreas Kurniawan, Sp.KJ ngajak kita ngobrol santai bareng salah satu tokoh paling bijak sepanjang masa, Marcus Aurelius, sang Kaisar Romawi yang juga dikenal sebagai “Raja Para Filsuf.” Dari buku ini, kamu bakal dapetin panduan sederhana untuk menghadapi keresahan seputar karier, pertemanan, cinta, sampai gimana caranya berdamai dengan kesepian.

Disusun dengan gaya ringan dan penuh humor khas dr. Andreas, buku ini cocok buat kamu yang pengen belajar hidup lebih tenang, tanpa harus mengubah dunia. Di sini, Marcus Aurelius ngajarin bahwa hidup memang nggak selalu baik-baik aja, tapi kita selalu punya kendali atas cara berpikir dan bersikap. Bacalah pelan-pelan, nikmati setiap halamannya. Siapa tahu, di antara kalimat-kalimat itu kamu menemukan ketenangan yang udah lama kamu cari. 🌿


3. Filosofil Teras – Henry Manampiring

Dapatkan di Sini!

Kalau kamu lagi stres, overthinking, atau capek sama drama hidup, Filosofi Teras bisa jadi pelarian paling menenangkan. Henry Manampiring ngenalin filsafat Stoikisme, sebuah ajaran kuno yang ngajarin kita buat fokus sama hal yang bisa dikontrol, dan legowo sama yang nggak bisa. Tapi jangan takut duluan, karena gaya bahasanya super ringan dan dekat banget sama realita anak muda zaman sekarang.

Henry menulis dari pengalaman pribadinya menghadapi depresi, jadi setiap halaman terasa jujur dan relevan. Kamu bakal diajak ngelihat kalau ketenangan nggak melulu soal pasrah, melainkan tahu kapan harus melepaskan.

Nggak heran kalau buku ini jadi mega best seller dan dinobatkan sebagai Book of the Year di Indonesia International Book Fair 2019. Filosofi Teras adalah bukti kalau ngatur pikiran itu bisa dipelajari dengan cara yang luwes.


4. Selaras - Dee Lestari & Reza Gunawan

Dapatkan di Sini!

Melalui pandangan dan praktik yang berakar pada kedamaian, Reza Gunawan dan Dee Lestari memadukan refleksi pribadi, panduan praktis, dan kisah personal untuk menyapa keheningan serta mengurai taut kegelisahan. Selaras mengajak kita berhenti sejenak, menyadari napas, dan mendekap hidup apa adanya dengan penuh kejernihan dan kebermaknaan.

Buku ini mengeksplorasi tema terkait: kesehatan raga, relasi, pekerjaan, karier, dan parenting, buku ini mengantar kita kembali menuju harmoni dengan diri sendiri, dunia, dan keilahian di dalam inti kita.


5. The Laws of Luck - Brian Tracy

Dapatkan di Sini!

Sebagian besar orang mengatakan bahwa kesuksesan lahir dari keberuntungan. Namun, para pencapai sukses tidak menyerahkan keberhasilan mereka pada kebetulan belaka. Mereka menjamin masa depan mereka dengan menerapkan hukum-hukum kesuksesan yang telah terbukti kebenarannya. Ketika kamu menerapkan hukum-hukum ini, kamu akan membuka kekuatan paling dahsyat di alam semesta. Kamu mengendalikan keberuntunganmu sendiri. Apa kuncinya? Jika ingin sukses, lakukan apa yang dilakukan orang-orang sukses. Sesederhana itu.

Dalam buku ini, Brian Tracy menunjukkan bagaimana cara menerapkan hukum-hukum keberuntungan untuk keuntungan kamu. Kamu akan melaju lebih cepat dari yang pernah bisa kamu bayangkan, menyelesaikan lebih banyak hal, mendapatkan lebih banyak imbalan, memiliki lebih banyak kesempatan, dan pada akhirnya mencapai tujuan yang diinginkan semua orang: kebahagiaan.

Dengan menguasai metode yang Brian Tracy sajikan dalam buku ini, kamu akan mempelajari cara mencapai tujuan-tujuan yang paling kamu dambakan dengan cepat dan pasti. Kamu akan sukses dan orang-orang akan menyebutmu sebagai orang yang beruntung.


Baca juga: Banyak yang Gagal di Dunia Bisnis, Kamu Jangan Salah Langkah! Baca Bukan Bisnis Biasa!


Lewat Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring, dr. Andreas Kurniawan seolah ingin mengingatkan kita bahwa proses pulih nggak selalu terlihat megah. Kadang, ia hadir diam-diam di antara hal-hal kecil yang kita lakukan setiap hari, dari kegiatan mencuci piring, merapikan meja, sampai sekadar duduk diam sambil bernapas pelan. 🌬

Buku ini mengajarkan bahwa duka bukan sesuatu yang harus dihindari, melainkan hal yang mesti dirangkul dan dipahami perlahan. Sebab, di sanalah kita belajar mengenal diri sendiri dengan lebih jujur. Bahwa rasa sakit bisa menyisakan ruang bagi ketenangan, dan kehilangan bisa membuka jalan menuju versi diri yang lebih lembut.

Jadi, kalau kamu sedang berada di masa-masa sulit atau hanya ingin memahami hidup dari sisi yang lebih manusiawi, buku ini bisa jadi teman terbaik untuk menemani malam-malam sunyi. Siapa tahu, setelah menutup halamannya, kamu jadi lebih siap menghadapi dunia. Bahkan saat tanganmu masih basah terkena sabun dan air. 🧽💦


✨ Oya, jangan lupa juga buat dapetin penawaran spesial lainnya dari Gramedia! Cek promonya di bawah ini agar belanja kamu jadi lebih hemat! ⤵️

Temukan Semua Promo Spesial di Sini!