Balada si Roy Segera Hadir di Layar Kaca Akhir Tahun Ini

Pada tahun 80-an, Balada Si Roy menghiasi majalah HAI sebagai cerita bersambung dan lanjut menjadi novel yang melegenda di Indonesia. Karya ini ditulis oleh Gol A Gong yang memperlihatkan pencarian jati diri seorang remaja bernama Roy. Tokoh ini pun menjadi ikon anak muda petualang di masanya dahulu.

Bercerita tentang Roy, remaja laki-laki yang tinggal dan dibesarkan hanya bersama ibunya di kota Bandung, karena ayahnya meninggal pada kecelakaan di Gunung Kerinci. Kisah kehidupan masa muda Roy yang penuh aksi akan hadir di layar kaca pada akhir tahun ini.

Sumber foto: IDN Pictures

Film Balada Si Roy disutradarai oleh Fajar Nugros, di mana film ini menjadi proyek pertama dari IDN Pictures dan dipercayai oleh CEO IDN Media, Winston Utomo, yang akan menjadi simbol tentang perjuangan, kehilangan, harapan, pengorbanan, keluarga, cinta, dan persahabatan (Bisnis.com, 25/02/21).

Film ini sudah menyelesaikan proses syutingnya pada akhir Februari 2021 lalu. Dengan protokol kesehatan yang ketat, selama lebih dari 40 hari tim bekerja untuk membuat film dari novel legendaris ini, agar bisa menjadi inspirasi laki-laki muda zaman sekarang.

Dikutip dari Hai (16/12/20), Gol A Gong sudah lama ingin mewujudkan Roy dalam layar lebar, begitu juga dengan para penggemar Roy yang setia sejak dulu kala. Dan karakter Roy yang bandel, petualang, namun melindungi nan cerdas, akhirnya diperankan oleh Abidzar Al-Ghifari. Menjadi debutnya pada dunia perfilman, Abidzar dipercaya menjadi Roy oleh Fajar karena merasa punya kesamaan karakter dan cerita pengalaman hidup.

“Kerebelan dia, main sama hewan-anjing, pendekatan ke perempuan juga, iya mirip” kata Fajar dalam Konferensi Pers Pengumuman Pemain Film Balada Si Roy pada Desember 2020 lalu.

Bagi yang besar pada era tahun 80 sampai 90-an, kisah Balada Si Roy tentunya mempunyai kesan bagi pembaca setianya karena karakter Roy yang kuat. Roy dikisahkan sebagai anak yang hobi jalan-jalan dan naik gunung. Film yang berlatar pada tahun 80-an ini mengawali kisah dari Roy yang merasa kecewa lantaran ibunya membawa mereka pindah ke Serang. Bersama anjing warisan ayahnya, Joe, Roy pun mencoba menikmati kehidupan barunya, walaupun ia banyak menabrak berbagai tatanan baru yang belum ia pahami.

Para pemain film Balada Si Roy (Sumber foto: IDN Pictures)

Peristiwa demi peristiwa ia lawan, apalagi dengan Dullah (dalam film diperankan oleh Bio One) yang merupakan kepala geng terkenal, Borsalino. Lalu ada Ani (Febby Rastanty), perempuan yang dijuluki Dewi Venus oleh Dullah. Ani merasa berharap akan kedatangan Roy dan membuatnya bingung harus berada di sisi siapa. Sifat Roy yang ramah, supel, dan berkharisma membuatnya disukai banyak gadis di sekolahnya. Tapi ternyata Roy telah dibuat jatuh hati oleh Ani. Kisah cinta memang selalu menjadi penarik perhatian cerita remaja.

Sumber foto: instagram.com/febbyrastanty

Dikatakan oleh Abidzar, berperan sebagai karakter remaja di tahun 80-an mempunyai tantangannya sendiri. Ia dengan pemain lainnya melakukan riset sebelumnya untuk bisa menjiwai karakter masing-masing. Mereka melakukan perubahan fisik, dari postur tubuh hingga rambut, untuk menyamakan dengan karakter mereka yang hidup di tahun 80. Gaya bahasa dan cara bicara mereka pun dilatih agar dialek yang diucapkan kental khas pada zaman itu (IDNTimes, 03/02/21).

Skenario Balada Si Roy ini sudah digarap sejak tahun 2018 oleh Salman Aristo. Orang yang juga berhasil mengadaptasi novel Bumi Manusia ke sebuah film. Balada Si Roy akan penuh aksi perlawanan pada geng Borsalino yang sering menindas siswa-siswa di sekolah. Roy berhasil membangkitkan semangat perlawan dari siswa tertindas bersama Andi (Jourdy Pranata) dan Toni (Omara Esteghlal) dalam geng RAT-nya. Hal ini membuat perseteruan di sekolah menjadi runcing.

“Dari sana, sejak SMP, saya berjumpa dengan sosok yang menjadi model bagaimana menjadi atau tidak menjadi laki-laki: Si Roy,” Tulis Salman pada salahsatau postingan di Instagramnya.

Film ini diharapkan bisa menjadi sosok inspirasi tersendiri untuk generasi muda khususnya laki-laki. Sang produser, Susanti Dewi, berharap Balada Si Roy dapat diterima dengan baik oleh penonton Indonesia dan menjadi panduan bagi anak remaja zaman sekarang, sama seperti saat dulu novelnya pertama kali dirilis.

“Tentang bagaimana anak muda harus bekerja keras, punya cita-cita dan tak mudah menyerah," kata Susanti Dewi (dikutip dari popmama.com, 16/12/20)

Winston Utomo pun mengatakan perjalanan Roy yang berlika-liku sangat mewakili kisah remaja masa kini walaupun novelnya sudah ada sejak 30 tahun silam.

“Sangat relevan dengan generasi Millenial dan generasi Z. Sosok Roy dengan kejujuran dan berintegritas menjadi pesan positif dan inspirasi bagi masyarakat luas. Alur cerita yang penuh sarat pesan moral akan memberikan inspirasi khusus untuk generasi sekarang” kata Winston (dikutip dari popmama.com, 16/12/20)

Buat kamu para generasi Millenial dan Z yang belum tahu siapa itu Roy, sebaiknya kamu bisa kenalan dulu dengannya pada buku Balada Si Roy: Joy karya Gol A Gong ini.

Beli dan Baca Sekarang!

Jangan lupa, beli bukunya sekarang untuk tau kisah serunya yang menantang nan jantan!


Sumber foto header: IDN Times