AUTHOR OF THE MONTH: Cerita Awal Triskaidekaman Menulis Hingga Terbitkan Buku

Kemunculan Triskaidekaman dengan novel-novelnya yang unik, semakin mewarnai dunia sastra Indonesia. Hebatnya, Triskaidekaman hadir dengan tema fresh, meski ia mengaku masih terbilang pemula di dunia tulis menulis.

“Aku mulai (menulis) dari 2016. Masih pemula banget. Jadi masih cari-cari juga (tema yang pas),” ungkapnya kepada Gramedia Digital, beberapa waktu lalu.

Ia pun menceritakan tentang bagaimana akhirnya bisa menerbitkan buku seperti sekarang. Penulis yang juga suka membaca puisi ini mengungkapkan, bahwa kesukaannya menulis berawal dari kegiatannya membuat jurnal ilmiah.

“Dulunya kan aku menulisnya ilmiah. Dulunya pernah tulisan jurnal ilmiah, dimuat juga. Tentang penyakit dan pengobatannya. Bikin dan kirim, dan dimuat. Awalnya cuma begitu,” lanjutnya.

Namun seiring waktu, sekitar 2008 dan 2009, Triskaidekaman mulai merasakan manfaat lain dari menulis jurnal ilmiah. Bukan sekedar memahami materi jurnal yang ia tulis, tapi juga mempelajari tentang ejaan bahasa Indonesia dan juga aturan-aturan lainnya.

Hingga akhirnya, ia mulai tergoda untuk menulis buku. Tapi saat itu, Triskaidekaman berharap bisa menulis buku nonfiksi hingga diterbitkan. “Tapi teman-teman bilang kalau belum professor alias Ph.D. agak susah ya bikin non fiksi,” tuturnya.

Saat itu, ia mulai mencoba menulis fiksi. Tapi ternyata tak semudah yang dikira. Ia pun berhenti karena belum punya niatan serius menjadi penulis buku fiksi. Kemudian di 2014 lalu ia kembali melatih kemampuan menulisnya dengan cara sederhana: menulis buku harian atau diary.


Baca juga: Saat Triskaidekaman Wujudkan Cara Berbahagia Tanpa Kepala


“Satu hari coba 300 sampai 400 kata. Latihan sendiri, dan itu belum setiap hari. Belum beraturan juga,” ungkapnya.

Setahun kemudian, di 2015 hingga 2016, Triskaidekaman mencoba menulis blog. Setelah menemukan adanya platform menulis online, ia pun hijrah dan menjajal menulis fiksi di platform menulis online.

“Dari situ aku belajar dari yang sudah bisa dan jago. Kalau baca tulisanku di 2016, ya geli sendiri. Sampai sekarang masih belajar terus,” ucapnya antusias.

Di 2017, Triskaidekaman akhirnya berhasil merilis buku perdananya, Buku Panduan Matematika Terapan. Buku yang hadir dengan ide unik dan menarik perhartian pembaca. Dari situ ia melanjutkan karir menulisnya hingga kini.

Baginya, dunia menulis memberikan banyak pengalaman baru. Apalagi saat ini, ia tertarik dengan tema-tema unik, yang belum banyak di dunia sastra Indonesia. Seperti dua bukunya; Buku Panduan Matematika Terapan dan yang terbaru berjudul Cara Berbahagia Tanpa Kepala.

Buku Panduan Matematika Terapan yang menggabungkan tentang rumus matematika dan perasaan, sementara buku Cara Berbahagia Tanpa Kepala benar-benar mengajak pembaca berkelana di dunia fantasi namun terasa dekat.

Hingga kini, Triskaidekaman masih aktif menulis. Bahkan bocorannya, ia sedang mempersiapkan buku ketiga. Meski masih enggan membicarakannya lebih lanjut. Ia juga mengatakan akan menjadi penulis yang mencoba hal baru, dan di buku ketiganya nanti, ia mengungkapkan akan menghadirkan sesuatu yang baru jika dibandingkan dengan dua buku sebelumnya.

Mari sama-sama menanti buku selanjutnya. Sampai jumpa di buku ketiga Triskaidekaman. Sebelum buku ketiga terbit, yuk langsung baca buku-buku Triskaidekaman yang tersedia di Gramedia Digital dan Gramedia.com!