Aku: Sjuman Djaya dan Film Chairil Anwar yang Tak Sempat Terwujud

“Karena keterbatasan ruang dan dokumentasi saat itu” menjadi alasan mengapa film tentang Chairil Anwar tidak dapat diwujudkan. Selain itu, sutradara ulung pada masanya Sjuman Djaya telah menuliskan skenario filmnya yang sebetulnya sudah tinggal direalisasikan saja.

Sjuman Djaya adalah sutradara dan penulis yang populer pada rentang tahun 1970-an. Ialah yang melahirkan film “Si Doel Anak Betawi” (1972) dan menaikkan nama Rano Karno waktu itu. Ia sempat belajar film di All Union State Institure of Cinematography di Moskow, Rusia dan pulang dengan membawa nilai “sangat memuaskan”. Hal tersebut membuatnya sebagai satu-satunya orang bukan Rusia yang lulus dengan prestasi tersebut.

Chairil Anwar memang inspirasional. Bait-bait puisinya yang tercipta pada tahun 1940-an terus bergaung seiring sejalan. Sjuman Djaya termasuk salah satu yang mendengar gaung itu dan antusias untuk menjadikan kisah hidup Chairil Anwar film sebagai medium yang berbeda dan diharapkan dapat dilirik oleh lebih banyak orang. Adegan-adegan yang ditulis Sjuman Djaya dalam skenario yang ditulisnya begitu menggugah dan benar-benar berdasarkan kisah nyata dari Si Binatang Jalang.

Rangga dan Aku di "Ada Apa dengan Cinta"

Sekitar tiga dekade setelah Sjuman Djaya menuliskan skenario film, buku yang dinamai dari salah satu judul puisi Chairil Anwar tersebut kembali muncul di sebuah film remaja “Ada Apa dengan Cinta” (2002). Film itu disutradarai oleh Rudy Soedjarwo dan diproduseri oleh Mira Lesmana dan Riri Riza.

Adalah sosok bernama Rangga yang memegang buku Aku dalam sebuah adegan dirinya berada di perpustakaan sekolah. Cowok cerdas yang memiliki karakteristik pendiam dan misterius itu menjadi sosok yang dikagumi oleh Cinta, cewek yang juga suka membaca dan aktif di kegiatan ekstrakulikuler mading bersama gengnya.

Melihat Rangga yang sedang membaca Aku karya Sjuman Djaya, Cinta berusaha mencari buku yang mengalihkan dunia cowok itu. Seberapa menarik sih buku itu sampai-sampai dirinya tak ditanggapi, begitulah kira-kira apa yang ada dalam pikiran Cinta. Sayangnya, Cinta tak menemukan buku itu di toko buku mana pun.

Kemunculan adegan Rangga dan buku Aku di film “Ada Apa dengan Cinta” adalah fenomena sosial yang menarik. Banyak orang terutama remaja cowok membeli buku tersebut untuk bisa menjadi seperti Rangga yang keren dan misterius. Setidaknya, fenomena tersebut sudah mendorong masyarakat untuk ke toko buku dan membeli buku—walaupun tidak bisa dipastikan mereka membacanya atau hanya sekadar “menjadi seperti Rangga”.

Aku karya Sjuman Djaya dengan sampul baru

Sampai sekarang, Aku karya Sjuman Djaya pun masih tersedia di toko-toko buku. Penerbitnya seperti menyengajakan untuk membuat buku kisah hidup Chairil Anwar itu tetap bisa dijangkau oleh masyarakat. Setidaknya agar tidak apes seperti Cinta yang pada akhirnya membaca Aku milik Rangga.


Referensi: Liputan6.com


Sumber gambar header: Wikipedia