Agape: The Unconditional Love, Kisah Cinta Tanpa Syarat yang Siap Menghangatkan Sudut Bioskop!

Agape: The Unconditional Love, Kisah Cinta Tanpa Syarat yang Siap Menghangatkan Sudut Bioskop!

Grameds, kamu mungkin pernah dengar kalau ada banyak bentuk cinta di dunia ini. Mulai dari cinta antar pasangan, kasih sayang orang tua, ketulusan sahabat, hingga pengorbanan diam-diam yang dilakukan seseorang tanpa berharap balasan.

Tapi, dari semua itu, ada satu jenis cinta yang paling murni dan menggetarkan, yaitu unconditional love atau yang lebih familiar dengan cinta tanpa syarat. 🤗💞

Cinta seperti inilah yang menjadi napas utama film Agape: The Unconditional Love, yang siap tayang di bioskop mulai 4 September 2025.

Film ini mengajak kita menelusuri perjalanan delapan tokoh dengan latar belakang berbeda. Semuanya itu dipertemukan oleh satu hal, kehadiran seorang caregiver yang mencintai mereka dengan sepenuh hati.

Disutradarai oleh Arie Azis dan ditulis oleh Titien Wattimena bersama Beta Ingrid Ayu, film ini akan merangkum kisah-kisah mengenai kasih sayang sejati dalam balutan drama yang penuh haru.

Kira-kira akan jadi seperti apa ya ceritanya? Yuk, kita bahas lebih lanjut!


Sinopsis Film

Delapan Kisah yang Bertemu di Satu Rumah Sakit, Satu Nada Cinta. Dalam hiruk pikuk rumah sakit yang sarat akan cerita kehidupan dan kematian, kita diajak menyelami kehidupan delapan karakter utama yang masing-masing sedang berjuang melawan penyakit, menghadapi kenyataan, atau merawat orang yang mereka cintai.

‎Ada kisah tentang ‎Sania, seorang ibu tunggal pekerja keras yang berjuang demi pengobatan putrinya, Kira, yang mengidap leukemia. Ada pula Gigi, remaja dengan kelainan jantung bawaan, yang disayangi sepenuh hati oleh sang adik, Gino.

‎Kisah erat dua sahabat, Daffa yang ditemani oleh Bimo. Serta ujian kesabaran Yosua dan Martha, pasangan lansia yang cintanya diuji waktu.

‎Ketika takdir mempertemukan mereka di satu rumah sakit, muncul satu momen sederhana: nyanyian Gino yang menyatukan mereka. Dari sinilah film mulai mengeksplorasi lapisan demi lapisan cinta yang tulus, cinta dari seorang caregiver.


Sosok Caregiver: Peran yang Jarang jadi Sorotan

Agape membawa napas mengenai peran caregiver, yang kerap kali luput dari benak orang-orang. Padahal, peran mereka sebagai orang yang merawat, mendampingi, hingga mendukung mental pasien punya makna krusial—mengandung: nilai kesetiaan, cinta, dan ketulusan.

Sosok seperti Sania, Martha, Bimo, Gino, dan lainnya adalah representasi dari mereka yang diam-diam menjadi pahlawan, yang mengesampingkan kelelahan dan rasa takut, demi tetap ada di samping orang terkasih.

Menurut sang sutradara, Arie Azis, cerita ini dibuat sebagai bentuk penghargaan pada semua orang yang pernah merawat seseorang dengan cinta dan kesabaran.


Dirasakan Langsung oleh Para Pemainnya.

Yang jadi unik, peran sebagai caregiver juga menjadi hal yang juga dirasakan langsung dan dirasa dekat oleh para pemainnya.

Maudy Koesnaedi, misalnya, menyebut bahwa perannya sebagai Sania adalah pengalaman yang sangat personal. Ia pernah mendampingi sahabatnya yang mengidap leukemia, dan proses syuting ini menjadi titik pelepasan emosional baginya. Begini katanya:

"Film ini bukan semata soal kesedihan. Banyak konflik yang sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari. Termasuk saya yang juga mendampingi teman yang sakit leukemia. Jadi, ketika ditawari peran ini, rasanya seperti titik pelepasan."

Nggak cuma Maudy, ‎Meriam Bellina pun merasa bahwa perannya itu dekat dengan kejadian yang pernah dialaminya. Ia mengaku, bahwa adegan-adegan dalam film ini mengingatkannya pada masa ketika ia menjadi caregiver bagi orang tuanya. Ia bahkan tak kuasa menahan air mata saat membacakan dialognya sebagai Martha


kumpulanBaca Artikel Lainnya di Sini!


List Lengkap Pemain

Berikut ini list aktor yang akan menjadi pemeran bagi setiap karakter yang akan membuka matamu melalui kisah cinta yang tanpa syarat.

Maudy Koesnaedi sebagai Sania

Sarah Beatrix sebagai Kira

Rania Putrisari sebagai Gigi

Pangeran Lantang sebagai Gino

Tanta Ginting sebagai Daffa

Samuel Rizal sebagai Bimo

Tio Pakusadewo sebagai Yosua

Meriam Bellina sebagai Martha


Baca juga: Andai Ibu Tidak Menikah Dengan Ayah: Sebuah Film untuk Memahami Orang Tua Lebih Dalam


Rekomendasi Buku tentang Cinta

Kalau kamu suka cerita perihal cinta yang hangat, penuh kejujuran, dan menyala, Gramin udah siapin listnya buat kamu! 💘🔥

1. Five Feet Apart –  Rachael Lippincott, Mikki Daughtry, dan Tobias Iaconis

buDapatkan di Sini!

Five Feet Apart adalah novel yang menghadirkan kisah cinta remaja penuh haru, ditulis oleh Rachael Lippincott bersama Mikki Daughtry dan Tobias Iaconis. Ceritanya sederhana tapi menyentuh. Perihal dua orang bisa begitu dekat secara hati, tapi harus tetap menjaga jarak secara fisik.

Tokoh utamanya, Stella Grant, adalah gadis yang terbiasa ingin mengendalikan segala hal dalam hidupnya. Sayangnya, ada satu hal yang tak bisa ia atur, yaitu penyakit fibrosis kistik yang membuatnya harus bolak-balik rumah sakit. Untuk bertahan hidup, Stella wajib menjaga jarak lima kaki dari siapa pun yang bisa menularkan infeksi, termasuk dari orang yang mungkin membuat hatinya bergetar.

Di sisi lain, ada Will Newman, seorang pasien yang justru muak dengan aturan medis. Yang dia inginkan hanya keluar dari rumah sakit dan menikmati hidup tanpa batas. Masalahnya, Will adalah orang yang paling berisiko bagi Stella. Jika keduanya terlalu dekat, bukan hanya transplantasi Stella yang terancam, tapi juga nyawa mereka berdua. Jarak lima kaki pun menjadi pagar tak kasat mata, sekaligus cambuk menyakitkan yang memisahkan cinta yang tumbuh di antara mereka.


2. Conversations on Love – Natasha Lunn

buDapatkan di Sini!

Conversations on Love karya Natasha Lunn adalah sebuah perjalanan mendalam untuk memahami cinta dalam berbagai bentuknya. Berawal dari rasa asing dan jarak yang ia rasakan terhadap cinta, Lunn kemudian mencari jawaban. Ia berbincang dengan penulis, terapis, tokoh budaya, hingga para pakar, menanyakan pertanyaan-pertanyaan mendasar: bagaimana kita menemukan cinta, menjaganya, dan tetap bertahan saat kehilangannya?

Lewat percakapan-percakapan itu, Lunn menggambarkan betapa luasnya pengalaman manusia dengan cinta. Dari degup awal saat jatuh cinta, kekuatan persahabatan yang penuh kepedulian, hingga ketabahan yang dibutuhkan ketika kehilangan datang. Ia juga menelusuri dinamika hubungan jangka panjang yang tak pernah berhenti berubah, seiring manusia terus tumbuh bersama waktu.

Narasi yang hadir dalam buku ini, melibatkan kisah cinta yang hadir dalam banyak wajah manusia. Ada cinta platonis yang hangat, ikatan keluarga yang menguatkan, dan juga cinta pada diri sendiri.


3. Untukmu, Yang (Tak Sempat) Kumiliki — Coretan Lena

“Darimu aku tersadarkan bahwa ternyata mencintai banyak sekali bentuknya, salah satunya adalah merelakan. Dan aku memilih untuk merelakanmu, anggap saja itu adalah cara terakhirku untuk mencintaimu.”

buDapatkan di Sini!

Untukmu, Yang (Tak Sempat) Kumiliki karya Coretan Lena adalah sebuah buku yang bicara tentang cinta dalam bentuk paling sunyi. Mengangkat hal tentang mencintai tanpa harus memiliki, ia mengajarkan bahwa rasa bisa tetap tulus, meski tak pernah sampai pada genggaman. Bahwa terkadang, cinta tak melulu soal kebersamaan, lebih dari itu, ada keberanian untuk tetap merasa, meski tahu akhirnya tak bersama.

Lewat kata-kata yang jujur, penulis menghadirkan kisah tentang harapan yang pernah tumbuh, angan yang sempat terbayang, hingga penantian yang diam-diam dilakukan. Namun pada akhirnya, ada kesadaran bahwa tidak semua cinta ditakdirkan untuk tinggal. Ada rasa yang harus disimpan rapi, bukan untuk diwujudkan, melainkan untuk dipahami dan dijaga dalam hati.

“Pergilah, Kasih, silakan temui tujuanmu. Dari aku, yang tak sempat memilikimu”  

4. Unconditional Love — Silviana Santika

buDapatkan di Sini!

Unconditional Love karya Silviana Santika membawa kita ke kisah tentang dua hati yang sama-sama terluka dan mencoba menemukan arti kebahagiaan. Hastanta Dewangga kembali ke Jogja, kota kelahirannya, dengan harapan bisa menyembuhkan luka patah hati dari cinta pertamanya. Meski hatinya sempat habis untuk kisah yang tak kembali, ia masih menyisakan sedikit ruang untuk percaya bahwa kebahagiaan mungkin bisa ditemukan lagi.

Di sisi lain, ada Serrana, perempuan yang memilih menunggu selama lima tahun dengan kesetiaan penuh, hanya untuk akhirnya diabaikan. Janjinya untuk tidak bersama siapa pun selama penantian itu berbuah pahit, meninggalkan luka yang dalam. Namun di balik rasa kecewa dan sakitnya, ia masih berusaha mencari arti cinta dan kebahagiaan untuk dirinya sendiri.

Takdir akhirnya mempertemukan Dewangga dan Serrana. Sama-sama membawa luka, mereka mencoba sembuh bersama, saling menguatkan di tengah rapuh yang masih tersisa. Pertanyaannya, apakah kali ini cinta akan berpihak pada mereka? Atau justru keduanya kembali menjadi pemeran sampingan dalam kisah cinta yang tak pernah benar-benar jadi milik mereka?

“Kebahagiaannya nomor satu. Tentang bagaimana dengan kebahagiaanku, nanti saja, bisa kususun sendiri.” – Dewangga
“Jangan menomorsatukan kebahagiaan orang lain! Kebahagiaan mereka bukan tanggung jawab kita karena kita juga pantas bahagia.” – Serrana.

5. Normal People — Sally Rooney

buDapatkan di Sini!

Normal People karya Sally Rooney bercerita tentang dua remaja dengan dunia yang sangat berbeda. Connell, si paling hits yang mudah bergaul, dan Marianne, gadis penyendiri yang cenderung menutup diri. Meski di sekolah mereka pura-pura tak saling mengenal, kenyataannya ada hubungan tersembunyi di antara mereka—sebuah keterikatan yang rumit, lahir dari pertemuan-pertemuan sederhana. Namun, menjelang akhir masa sekolah, hubungan itu retak, membuat keduanya menjauh untuk sementara.

Pertemuan kembali terjadi ketika mereka sama-sama melanjutkan kuliah di Trinity College. Di sana, posisi mereka justru berbalik. Marianne berubah menjadi sosok yang hangat dan disukai banyak orang, sementara Connell justru kehilangan arah, merasa asing dengan dirinya sendiri. Perbedaan keadaan ini semakin menambah lapisan dalam hubungan mereka, yang terus bergerak antara kedekatan dan jarak.

Meski sama-sama menjalin hubungan dengan orang lain, Connell dan Marianne selalu kembali pada satu sama lain. Ikatan mereka tampaknya lebih dari sekadar cinta, tapi juga kebutuhan akan seseorang yang benar-benar bisa memahami. Normal People adalah kisah tentang tumbuh dewasa, tentang bagaimana dua orang saling menemukan arti kehadiran, bahwa bersama orang yang tepat, hidup terasa lebih mudah diterima, seberat apa pun jalannya.


Baca Juga: Panggil Aku Ayah: Adaptasi Film Korea yang Siap Mengoyak Hati!


Agape: The Unconditional Love sejatinya tak cuma menawarkan drama soal kesedihan. Justru sebaliknya, ia membawa hal-hal tentang harapan, ketulusan, dan pengingat bahwa dalam hidup yang serba cepat ini, ada cinta yang masih murni, cinta dari orang-orang yang diam-diam menjaga kita. 🤗

Buat kamu yang mau nonton sambil refleksi tentang hubunganmu dengan orang tua, saudara, atau sahabat? Bisa. ‎Mau cari tontonan bermakna untuk healing? Cocok banget. Atau sekadar ingin mengapresiasi para caregiver dalam hidupmu? Film ini akan jadi cara yang indah.

So, bagaimanakah perjuangan keempat pasien dan empat pendampingnya dalam menghadapi penyakitnya? Apakah bisa kembali menjalani kebahagiaan menjalani kehidupan, atau justru berujung pada duka

Jangan lupa saksikan film Agape: The Unconditional Love, tayang serentak di bioskop Indonesia mulai 4 September 2025! 🎬💞


✨ Oya, jangan lupa juga buat dapetin penawaran spesial lainnya dari Gramedia! Cek promonya di bawah ini agar belanja kamu jadi lebih hemat! ⤵️

kumpulanTemukan Semua Promo Spesial di Sini!


Enter your email below to join our newsletter