Pikiran, cerita, dan gagasan tentang buku dengan cara yang berbeda.

8 Perpustakaan Keren dan Lengkap di Jakarta

8 Perpustakaan Keren dan Lengkap di Jakarta

Perpustakaan tidak harus memiliki suasana yang kaku dan bikin jemu. Atmosfer lawas seperti itu tidak selalu kita jumpai dalam perpustakaan umum di lingkungan urban modern. Sekarang, perpustakaan juga dapat membuat pengunjungnya jadi merasa betah, ceria, dan tidak cepat bosan.

Salah satu syaratnya, perpustakaan mesti memiliki interior yang memiliki desain bergaya kontemporer yang mau bermain-main dengan warna, terang, dan minimalis. Namun, tentu saja kelebihan-kelebihan tersebut jadi tidak bernilai jika perpustakaan hanya memiliki koleksi buku yang seadanya saja, plus sambungan internet yang pas-pasan.

Nah, delapan perpustakaan yang tersebar di Jakarta di bawah ini Admin jamin mempunyai kelebihan-kelebihan tersebut. Dengan begitu, perpustakaan-perpustakaan ini bisa membuat kalian makin bersemangat untuk membaca berlembar-lembar halaman buku.

8 Perpustakaan Ciamik dan Lengkap di Jakarta

1. Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta

perpustakaan
Wajah Baru Perpustakaan Jakarta di Taman Ismail Marzuki (Sumber Foto: instagram.com/bidikandonna)

Belum lama ini, tepatnya pada 7 Juli 2022, Gubernur DKI Jakarta Bapak Anies Baswedan meresmikan Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta atau disebut juga Perpustakaan Jakarta yang terletak di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.

Dengan diresmikannya perpustakaan tersebut, maka perpustakaan yang sebelumnya direvitalisasi sejak tahun 2019 itu pun kembali dibuka untuk masyarakat umum. Sejak saat itu, banyak sekali masyarakat yang membicarakan perpustakaan ini di media sosial. Hal ini terjadi karena wajah baru dari perpustakaan ini memiliki interior yang sangat kekinian dan nyaman, sehingga banyak sekali menarik perhatian masyarakat, khususnya anak muda.

Perpustakaan Jakarta yang hadir sebagai tampilan baru dari Taman Ismail Marzuki, lahir sebagai bentuk untuk meningkatkan budaya literasi masyarakat sekaligus mengenalkan karya-karya para seniman dan budayawan. Perpustakaan ini memiliki 138.000 koleksi buku yang terdiri dari buku-buku umum, anak, hingga koleksi kejakartaan yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Selain menyediakan buku, Perpustakaan Jakarta juga menyediakan sejumlah fasilitas atau ruang yang bisa digunakan oleh pengunjungnya, seperti ruang multifungsi, ruang bermain anak, bilik cerita, dan ruang baca privat. Lalu ada juga ruang podcast, ruang komputer, dan ruang koleksi kejakartaan.

Dengan adanya fasilitas-fasilitas tersebut, maka perpustakaan ini pun bisa dikunjungi oleh seluruh masyarakat dari berbagai usia. Untuk kamu yang ingin berkunjung, Perpustakaan Jakarta hanya menerima 300 orang per harinya dengan jam operasional mulai pukul 09.00 WIB. Info lebih lengkapnya bisa kamu cek di akun Instagram mereka perpusjkt.

2. Baca Di Tebet

Pada umumnya, perpustakaan kebanyakan identik dengan suasana yang kaku dan membuat jemu. Tapi tau nggak sih Grameds, ternyata ada lho perpustakaan yang punya suasana homey, yang bikin kita nyaman selama ada di sana. Yup, perpustakaan tersebut adalah Baca Di Tebet.

Perpustakaan yang didirikan oleh Kanti W Janis bersama dengan Wien Muldian ini menyediakan sekitar 20.000 koleksi buku bacaan yang akan selalu diperbarui oleh para pustakawannya. Buku-buku yang tersedia di perpustakaan ini sebagian besar merupakan milik pribadi Wien, milik Kanti, dan ada pula yang dari sumbangan.

perpustakaan
Perpustakaan Rasa Rumah, Baca Di Tebet (Sumber Foto: manual.co.id)

Tidak hanya menyediakan berbagai jenis buku bacaan yang disusun dalam rak-rak tinggi, Baca Di tebet juga menyediakan beberapa ruang yang bisa digunakan oleh para pengunjungnya, mulai dari Ruang Diskusi, Ruang Temu Roy B.B. Janis yang tidak hanya diperuntukkan sebagai tempat baca, namun juga bisa untuk tempat berdiskusi, bermain musik, dan bernyanyi.

Kemudian bagi pengunjung yang membutuhkan ketenangan, Baca Di Tebet juga menyediakan dua ruang yang bisa digunakan, yaitu Ruang Baca dan Ruang Pikir. Selain itu ada juga Ruang Karya, kafe yang dinamai dengan Makan di Tebet, hingga Tidur di Tebet. Menarik banget, ya Grameds!

Untuk kamu yang ingin berkunjung, kamu perlu membeli tiket sebesar Rp35.000/hari terlebih dahulu. Kamu juga bisa menjadi anggota dari perpustakaan Baca Di Tebet dengan membeli membeli tiket bulanan atau tahunan. Info lebih lengkapnya bisa kamu cek di akun Instagram mereka bacaditebet.

3. Perpustakaan Goethe Institute

Grameds, adakah yang tertarik dengan budaya Jerman dan ingin belajar tentang budaya dan bahasa mereka? Kalau kamu salah satunya, kamu bisa mengunjungi perpustakaan Goethe Institute yang terletak di daerah Menteng, lho.

Di perpustakaan ini, kamu bisa belajar tentang negara Jerman melalui berbagai macam aktivitas seru dan interaktif. Perpustakaan Goethe Institute menyediakan sekitar 5.000 koleksi buku dan majalah fisik berbahasa Jerman maupun terjemahan dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

perpustakaan
Belajar Bahasa dan Budaya Jerman di Perpustakaan Goethe Institute (Sumber Foto: majalahsunday.com)

Koleksi buku yang disediakan pun bermacam-macam, mulai dari buku fiksi, nonfiksi, karya klasik, hingga buku-buku anak dengan tema yang bervariasi. Selain menyediakan berbagai jenis koleksi buku, Perpustakaan Goethe Institute juga memiliki berbagai macam media pembelajaran maupun pengetahuan mengenai Jerman, mulai dari film, musik, majalah, board game, hingga gim video.

Perpustakaan yang merupakan bagian dari pusat kebudayaan Jerman di Indonesia ini terbuka untuk masyarakat umum dan bisa dikunjungi secara gratis. Namun, jika ingin meminjam koleksi mereka, kamu perlu mendaftarkan keanggotaan terlebih dahulu dengan menyertakan KTP Jabodetabek atau Kartu Pelajar, dan membayar biaya pendaftaran sebesar Rp50.000 per tahun.

4. Perpustakaan Erasmus Huis

Tak jauh setelah memasuki di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, dari arah Mampang Prapatan, berdirilah pusat kebudayaan Belanda Erasmus Huis di sebelah kiri. Institusi ini bergabung dengan kompleks Kedutaan Besar Kerajaan Belanda. Di dalam Erasmus Huis ini terdapat sebuah perpustakaan yang bernuansa menyegarkan, nyaman, dan hening.

Perpustakaan Erasmus Huis dibuka kembali sejak November 2018 setelah dilakukan renovasi di dalamnya. Kini, interior barunya didominasi oleh warna putih dengan berbagai furnitur yang eklektik. Dengan konsep open space, salah satu bagian dari perpustakaan ini juga bisa dimanfaatkan untuk acara diskusi ataupun seminar.

perpustakaan
Nuansa Putih dan Bersih Mendominasi Interior Perpustakaan Erasmus Huis (Sumber Foto: Casa Indonesia)

Koleksi perpustakaan Erasmus Huis berjumlah 15 ribu judul buku terbitan Indonesia dan Belanda dari kategori sastra, linguistik, sejarah, politik, sosial, seni, budaya, anak-anak, hingga kamus. Ada pula surat kabar dari Indonesia maupun Belanda. Perpustakaan Erasmus Huis buka dari Senin s.d Sabtu. Info lebih lengkap tentangnya bisa kamu klik di sini.

5. Perpustakaan Kemendikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga memiliki perpustakaan yang ciamik. Berdiri sejak 29 November 2004, perpustakaan ini memiliki koleksi berjumlah 200 ribu judul dalam berbagai bentuk, mulai dari buku, e-book, audio visual, majalah, koran, jurnal, hingga jurnal elektronik. Perpustakaan ini juga dikelola sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan yang sudah terakreditasi A oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

perpustakaan
Perpustakaan Kemendikbud Memiliki Banyak Ruangan Multifungsi (Sumber Foto: Kemendikbud)

Canggihnya, Perpustakaan Kemendikbud juga menerapkan SLiMS (Senayan Library Management System), yaitu sistem automasi perpustakaan sumber terbuka (open source) berbasis web yang pertama kali dikembangkan dan digunakan oleh Perpustakaan Kemendikbud. Aplikasi ini digunakan untuk pengelolaan koleksi tercetak dan terekam yang ada di perpustakaan.

Bukan cuma ruang baca, Perpustakaan Kemendikbud yang terdiri dari dua lantai dengan total luas lahan 1.500 meter persegi ini mempunyai fasilitas lainnya. Mulai dari ruang kelas, ruang diskusi/serba guna, ruang koleksi anak, ruang audio visual, teater mini, hingga layanan fotokopi dan tentu saja akses internet gratis. Total jumlah pengunjung yang bisa ditampung perpustakaan ini bisa mencapai 300 orang. Kalau kamu ingin tahu daftar koleksi maupun info lebih lengkap Perpustakaan Kemendikbud, bisa klik di sini.

6. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

perpustakaan
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Disebut-sebut Sebagai Perpustakaan Tertinggi di Dunia (Sumber Foto: Kompas.com)

Saat Presiden Joko Widodo meresmikan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada pertengahan September 2017, jagat maya pun heboh. Bagaimana tidak. Setelah bangunan lamanya yang terdiri dari tiga lantai direnovasi total selama 2,5 tahun, sekarang gedung perpustakaan ini memiliki 27 lantai. Kata Presiden Jokowi, gedung ini jadi perpustakaan tertinggi di dunia.

Dengan berdiri di lahan seluas 11,975 meter persegi dan bangunan seluas 50,917 meter persegi, perawakannya tampak megah dan menjulang di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta. Gedung perpustakaan setinggi 126,3 meter ini juga didesain dengan konsep green building dan konsumsi energi sebanyak 150 kwh/mm2 per tahunnya.

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia memiliki begitu banyak koleksi yang dapat diandalkan untuk mendulang informasi dan pengetahuan. Tidak hanya buku fisik, ada pula buku digital. Institusi ini juga mengoleksi buku-buku langka, manuskrip nusantara, foto, peta, hingga lukisan. Ada pula koleksi yang berbentuk monograf, rekaman suara, film, hingga bentuk mikro.

Bagi para mahasiswa, peneliti, maupun penulis, harta yang juga paling tidak bisa disia-siakan dari perpustakaan megah ini adalah jurnal nasional dan internasional terkemuka yang dimilikinya, mulai dari Brill Online, Cambridge University Press, IG Publishing, Proquest, hingga Sage Knowledge. Kamu bisa klik di sini untuk mengetahui lebih lengkap tentang Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

7. Perpustakaan Freedom

perpustakaan
Setelah Vakum Dua Tahun, Perpustakaan Freedom Kembali Buka dan Tetap Mengusung Gaya Desain Interior yang Sama (Sumber Foto: Twitter Aburizal Bakrie)

Satu lagi gudang pengetahuan yang tersembunyi di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta. Perpustakaan ini adalah Freedom Library yang sekarang terletak di lantai dasar Gedung Wisma Bakrie. Sebelumnya, perpustakaan ini berdiri di Jalan Proklamasi, tepatnya di seberang Tugu Proklamasi. Namun, perpustakaan tersebut tutup pada 2015 lantaran gedungnya telah dijual--dan kini menjadi kantor DPP Partai Demokrat.

Setelah vakum dua tahun lebih, Perpustakaan Freedom kembali dibuka pada Agustus 2017. Perpustakaan ini tetap hadir dengan desain interior yang tak jauh berbeda dibandingkan bangunan lamanya dengan warna kecokelatan dan atmosfer hangat serta sentuhan industrial. Perpustakaan ini masih setia untuk menyediakan ribuan koleksi literatur di bidang humaniora (filsafat, hukum, sejarah, bahasa, sastra, seni), sosial, ekonomi, agama, hingga hubungan internasional.

Selain koleksi buku, Perpustakaan Freedom juga menyediakan jurnal-jurnal lokal maupun internasional, koran, hingga koran terkemuka. Tak ketinggalan pula layanan fotokopi dan akses internet gratis. Dengan adanya sofa-sofa empuk dan embusan hawa sejuk dari pendingin udara, yang perlu diwaspadai adalah serangan kantuk tiba-tiba saat sedang membaca buku.

8. Perpustakaan Universitas Indonesia

perpustakaan
Ada 5 Juta Judul yang Dikoleksi Perpustakaan Universitas Indonesia (Sumber Foto: UI Update)

Oke, perpustakaan satu ini memang tidak terletak di wilayah Jakarta, tapi Jakarta coret alias Depok, walaupun memang tak jauh dari perbatasan Jakarta-Depok. Sulit untuk tidak memasukkan Perpustakaan Universitas Indonesia ke daftar ini, lantaran koleksinya yang lengkap dan fasilitas utama maupun penunjang yang mumpuni. Belum lagi bentuk fisik bangunannya yang istimewa karena unik dan juga dikelilingi pepohonan serta danau.

Dibangun di atas lahan seluas 2,5 hektar, perpustakaan ini mengoleksi lebih dari 5 juta judul dan berbagai jurnal ilmiah terkemuka dari dalam maupun luar negeri. Tak heran jika perpustakaan ini diberi nama The Cristal of Knowledge. Koleksi perpustakaan ini tak hanya boleh diakses oleh mahasiswa Universitas Indonesia, tapi juga masyarakat umum dengan membayar Rp5 ribu saja.

Fasilitas penunjang The Cristal of Knowledge ini antara lain ruang komputer, lounge, ruang multimedia, ruang diskusi dan pertemuan, silent room, akses internet, hingga ruang laktasi. Ada pula aplikasi Online Public Access Catalogue (OPAC), sehingga para pengunjung bisa cepat dan mudah mencari literatur yang diinginkan. Detail informasi tentang Perpustakaan Universitas Indonesia bisa kamu cari di sini.


Kalau mau beli buku secara online, cari di Gramedia.com saja! Apalagi ada banyak promo serta penawaran menarik yang bisa kamu temukan tiap harinya. Kalau nggak percaya, langsung saja klik di bawah ini untuk temukan semua diskon menggelegar!

kumpulanTemukan Semua Promo Spesial di Sini!


Sumber foto header: Antara Foto/Muhammad Adimaja

Penulis: Angga Rulianto, Ikha Destryani


Enter your email below to join our newsletter