Pikiran, cerita, dan gagasan tentang buku dengan cara yang berbeda.

7 Karya Terbaik Eka Kurniawan

7 Karya Terbaik Eka Kurniawan

Kepiawaian Eka Kurniawan dalam hal menulis sudah tidak dapat diragukan lagi, mengingat bukunya telah mendulang banyak penghargaan dari dalam maupun luar negeri.

Beberapa buku di antaranya telah diterbitkan berulang kali dan masih tidak pernah absen diburu bagi mereka yang telah mengenal tulisannya. Gaya bahasa yang disajikannya seolah mampu mencukupi hasrat baca penikmat sastra.

Dan berikut adalah 7 buku terbaik karya Eka Kurniawan versi Gramedia.com.

1. Cantik Itu Luka

Tentu akan lebih menarik rasanya jika membaca sebuah novel yang menampilkan fakta. Eka Kurniawan menghadirkan riset yang kaya dalam Cantik Itu Luka. Sebuah novel yang ia lahirkan pada 2002 dan masih populer hingga kini. Lengkap dengan bumbu magis, Eka menorehkan kisah berlatar pemberontakan 1965 dengan begitu apik sampai-sampai meraih penghargaan World Readers pada 2016.

Eka seolah mengajak pembacanya untuk menertawakan kesatiran dari kemalangan yang begitu bertubi-tubi pada masa itu. Dalam Cantik Itu Luka, Eka berkisah perihal Dewi Ayu, seorang perempuan cantik keturunan Belanda yang menjadi bulan-bulanan dalam kekejaman perang pada masa perebutan kekuasaan.

2. Cinta Tak Ada Mati

Kumpulan cerpen Eka Kurniawan selalu mendapat ruang bagi para pembaca. Dapat dilihat dari banyaknya permintaan untuknya kembali mencetak buku ini. Eka begitu baik dalam penuturan narasi, maupun dialog-dialog intens yang mengalir tanpa sedikit pun membosankan.

Salah satunya adalah cerpen Tak Ada yang Gila di Kota Ini. Eka menceritakan tentang suatu kota yang dihadapkan pada wabah orang gila, dan sedang berusaha menumpasnya dengan menangkap mereka dan membuangnya ke tengah hutan jati.

Namun alih-alih diberikan fasilitas yang baik, orang-orang gila ini justru diperlakukan buruk dengan dijadikan bahan tontonan dalam pertunjukan sirkus.

3. Kumpulan Budak Setan

Lain halnya dengan dua novel di atas, Kumpulan Budak Setan merupakan kompilasi cerita horor dari Eka Kurniawan. Dua belas cerpen yang tersaji di dalamnya mengisahkan tema-tema khas dari Abdullah harahap seperti balas dendam, seks, pembunuhan, serta hal-hal magis seperti arwah penasaran, susuk dan segala hal serupa, hingga manusia jadi-jadian.

Buku ini akan mengajak pembaca untuk memahami bahwa dalam semesta terdapat ‘ruang lain’ yang ikut bersanding bersamaan dengan kehidupan kita. Mungkin kamu bisa mencoba, membaca kisah horor dengan penulisan sastra khas Eka Kurniawan.

4. Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas

Rilis di tahun 2015, novel kisah Ajo Kawir ini pun masih terus dicetak ulang untuk melepas hasrat permintaan para pembaca. Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas, bercerita tentang Ajo Kawir yang ‘burung’nya mati suri.

Hal ini mengakibatkan dirinya tumbuh menjadi pemuda pemberani tak takut mati. Meskipun sebenarnya, Ajo pun tidak meluncurkan berbagai cara agar ‘burung’nya hidup kembali, mengingat ia masih ingin menunjukkan rasa cintanya kepada Iteung, gadis jagoan pujaannya Ajo.

5. Corat – coret di Toilet

"Aku tak percaya bapak-bapak anggota dewan, aku lebih percaya kepada dinding toilet."

Dengan gaya komikal, buku ini dituturkan dengan kesegaran baru dari Eka Kurniawan. Beragam ide diangkat, mulai dari kehidupan mahasiswa, kisah cinta, hingga sosial politik yang membuat buku ini begitu menarik untuk terus dibaca. Sungguh meskipun begitu satir rasanya kumpulan cerpen ini, Eka seperti membukakan mata pada kehidupan yang sesungguhnya.

Seperti pada kisah Teman Kencan yang mengalami kegagalan hidup selepas reformasi akibat kuliahnya yang berantakan, dan patah hati, sialnya juga jauh dari keluarga.

Sampai suatu ketika di malam minggu kekasih lamanya, Ayu, mengajaknya bertemu bukan dengan hal yang membuatnya gembira, namun justru membuatnya lemas sampai ujung kaki. Sungguh penderitaan tiada akhir.

6. O

Menariknya judul buku ini sama menariknya dengan isinya. Kisah monyet betina, O yang jatuh cinta dengan Entang Kosasih, sang kaisar dangdut yang berjanji akan menikah pada bulan sepuluh ini menjadi fokus utama penceritaan fabel ala Eka Kurniawan.

Namun ternyata seiring berjalannya waktu O, merasa ragu karena Entang Kosasih ingin menjadi manusia, mengikuti jejak Armo Gundul. Ditambah lagi ia telah mendengar kisah yang beredar bahwa di Rawa Kalong, monyet bisa menjadi manusia, asal berhasil menyepadankan perilakunya dengan manusia.

Dalam O, Eka Kurniawan menghadirkan banyak tokoh yang akan muncul, meskipun begitu, ia begitu baik dalam membangun karakter dari masing-masing tokohnya. O sebenarnya telah terbit pada 2016, dan kembali dicetak ulang pada 2018 ini.

7. Lelaki Harimau

Telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Prancis, Italia, Jerman, dan Korea. Lelaki Harimau mungkin adalah bagian dari novel Eka yang paling ringan untuk dibaca. Meskipun begitu, novel ini telah meraih penghargaan Book of the Year dari IKAPI 2015.

Kisah surealis yang menceritakan kisah Margio yang terseret dalam tragedi pembunuhan paling brutal. Namun Margio menyanggahnya,

“Bukan aku yang melakukannya, ada harimau di dalam tubuhku”

Buku ini akan membawamu pada pergulatan psikologi masing-masing tokohnya yang berbenturan dengan realitas kehidupan yang seharusnya dijalani dengan waras-waras saja.


Seno Gumira Ajidarma, seorang pakar sastra Indonesia bahkan telah mengakui bahwa tulisan-tulisan Eka Kurniawan menurutnya dapat membawa masa depan sastra Indonesia kepada titik terang.

Dalam semarak Bulan Bahasa, Gramedia.com turut memeriahkan dengan menggelar promo spesial untuk buku-buku sastra pilihan, termasuk tujuh buku terbaik Eka Kurniawan di atas.

Penasaran dengan buku-bukunya? Cek langsung di Gramedia.com dan nikmati diskon 25% hingga 31 Oktober 2018.


Header image source: The Jakarta Post


Meutia Ersa Anindita

Meutia Ersa Anindita

Content Writer for Gramedia.com

Enter your email below to join our newsletter