5 Buku Favorit Maudy Ayunda

5 Buku Favorit Maudy Ayunda

Perempuan cantik bernama lengkap Ayunda Faza Maudya tentu tidak lagi terdengar asing. Penyanyi bersuara indah yang telah memiliki tiga album dan satu buku berjudul Dear Tomorrow yang telah terbit pada April 2018 lalu ini memang sudah tidak dapat diragukan lagi kecerdasannya dalam hal karir maupun akademis.

Maudy di usianya dulu yang tergolong belia, begitu pandai dalam menata masa depannya. Ia begitu berani mengambil resiko, di saat karirnya sedang naik daun, Maudy tetap menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama dalam hidupnya.

Meski begitu, nyatanya begitu banyak prestasi di luar kampus yang ia raih semasa studinya, salah satunya menjadi pembicara dalam acara Forum Ekonomi Global 2012 di Bali, juga di Kongres Diaspora 2017, mendampingi Obama. Bahkan, kini ia telah berhasil lulus dari Oxford University dan menyandang predikat cumlaude.

Membaca yang merupakan hobinya sedari kecil, menjadi salah satu hal yang menunjang Maudy tumbuh sebagai persona yang begitu cerdas dalam berpikir dan berbahasa. Dan hal ini tentunya merupakan cerminan dari bahan baca yang menjadi asupannya. Kira-kira, buku seperti apa ya yang disukai Maudy?

1. Melihat Api Bekerja - M. Aan Mansyur

“Aku senang berada di antara orang-orang yang patah hati. Mereka tidak banyak bicara, jujur, dan berbahaya. Mereka tahu apa yang mereka cari. Mereka tahu dari diri mereka ada yang telah dicuri.”

(Menikmati Akhir Pekan dalam Melihat Api Bekerja)

Ternyata buku kumpulan puisi karya Aan Mansyur ini menjadi salah satu buku bacaan Maudy Ayunda saat santai. Terbit di tahun 2015 dan masih menjadi primadona para pecinta sajak hingga kini.

Melihat Api Bekerja membuat kita tidak perlu pusing memikirkan makna yang tersirat di tiap baitnya. Karena Aan menuliskannya dengan bercerita, jujur, dan tumpah dalam kata-kata yang kadang tidak berima, namun pembacanya dapat tepat menangkap makna yang ingin disampaikan.

Ditambah ilustrasi hasil kolaborasinya dengan Muhammad Taufiq (Emte), Melihat Api Bekerja menjadi semakin menarik untuk ditilik.

2. Milk and Honey - Rupi Kaur

“if you were born with
the weakness to fall
you were born with
the strength to rise”

Selain buku kumpulan puisi dari Aan Mansyur, buku pertama dari Rupi Kaur ini ternyata juga berhasil membuat Maudy duduk manis menikmati puisi.

Dalam Milk & Honey, Rupi Kaur menyelipkan puisi dan prosa perihal kehilangan, cinta, dan wanita yang lemah namun sebenarnya lebih perkasa dari yang mereka duga. Milk & Honey menyembuhkan hati yang luka tanpa arah langkah, manis, dan menguatkan. Bukunya lahir dalam bahasa Inggris dan kini telah dialih bahasakan ke bahasa Indonesia.

3. 1Q84 - Haruki Murakami

“Kekerasan tidak selalu bersifat fisik, luka tidak selalu mengeluarkan darah”

Novel karya penulis Jepang yang telah mendapatkan penghargaan Goodreads Choice Awards dalam kategori fiksi terbaik ini ternyata menjadi salah satu pilihan baca Maudy Ayunda. Di Kyoto, novel dari Murakami ini telah menjadi buku yang selalu best seller, tapi ternyata tidak hanya disana, di Indonesia pun begitu.

Dari tangan penulis yang baik, sepertinya novel yang nyaris berisi seribu halaman ini akan begitu ‘page turner’. Berkisah tentang Aomame dan Tengo yang masuk ke dalam dunia 1Q84 yang merupakan versi alternatif dari dunia tahun 1984 dan langit malamnya dihiasi oleh 2 bulan. Buku ini akan kurang cocok rasanya jika jatuh ke pelukan mereka yang kurang ‘open minded’.

4. Rumi: The Book of Love – Coleman Barks

“We tremble, thinking we're about to dissolve into non existence, but non existence fears even more that it might be given human form.”

Satu lagi buku kumpulan puisi yang menjadi bahan baca Maudy. Sufi Jalaluddin Rumi adalah seorang penyair yang puisinya begitu ekspresif dalam menaklukkan segala misteri cinta, dari erotis hingga platonis, dalam romansa sepasang kekasih sejati, yang nyatanya juga mesti berduka ditaklukan kehilangan, semua ada di sini, dikumpulkan dalam satu genggam oleh Coleman.

5. Why We Sleep - Matthew Walker

“Jika kamu tidur kurang dari tujuh jam semalam, kamu sama ruginya dengan merokok”

Seperti buku untuk belajar tidur dengan baik, Matther Walker dalam bukunya Why We Sleep, akan menjabarkan kepadamu segala untung rugi jika kamu menjaga tidur dengan baik. Dan membuka matamu, jika orang yang kurang tidur sebenarnya akan menjadi orang-orang yang menyebalkan keesokan harinya.

Seorang ahli saraf bahkan telah menemukan cara revolusioner untuk menjadi lebih pintar, lebih menarik, lebih langsing, lebih bahagia, lebih sehat dan menangkal kanker, tidur malam yang nyenyak merupakan salah satu pemecahan masalah. Dan ternyata, buku seperti ini pun mampu menarik minat baca Maudy Ayunda.


Jadi, buku-buku seperti apa yang sudah kamu baca? Adakah yang sama dengan yang Maudy baca? Kalau belum, kalian bisa temukan buku-buku yang dibaca Maudy hanya di Gramedia.com!


Header image source: IG Maudy Ayunda


Meutia Ersa Anindita

Meutia Ersa Anindita

Content Writer for Gramedia.com

Enter your email below to join our newsletter