Gramedia Logo
Leigh Bardugo

Leigh Bardugo

14 Buku

Leigh Bardugo adalah seorang penulis Amerika yang terkenal karena karyanya dalam genre fantasi. Ia lahir pada tanggal 6 April 1975 di Yerusalem, Israel, dan dibesarkan di Los Angeles, California. Bardugo telah menulis beberapa seri dan novel yang sukses secara komersial dan mendapat pujian dari kritikus. Sejak kecil Bardugo diasuh oleh kakek-neneknya. Ia merupakan seorang Yahudi yang tidak menganut agama dan memiliki keturunan Yahudi Maroko dari pihak ayah, serta keturunan Yahudi Ashkenazi (Yahudi Rusia dan Yahudi Lithuania) dari pihak ibu.Leigh Bardugo bersekolah di Universitas Yale dan lulus dengan gelar dalam bidang Bahasa Inggris pada musim semi tahun 1997. Ia juga menjadi anggota dari perkumpulan rahasia Wolfs Head. Sebelum menerbitkan novel pertamanya, ia bekerja di bidang penulisan iklan dan jurnalistik, serta di bidang rias wajah dan efek khusus. Salah satu karya paling terkenal dari Bardugo adalah seri Grisha yang terdiri dari trilogi Shadow and Bone (2012-2013) dan duologi Six of Crows (2015-2016). Seri ini mengambil setting di dunia fiksi yang terinspirasi oleh budaya Rusia dan memadukan unsur-unsur magis, petualangan, dan intrik politik. Seri Grisha menjadi sangat populer di kalangan pembaca muda dewasa dan diadaptasi menjadi serial televisi dengan nama yang sama oleh platform streaming Netflix. Bardugo juga menulis seri King of Scars yang merupakan spin-off dari seri Grisha . Seri ini mengikuti petualangan karakter utama Nikolai Lantsov dan menyelami konflik yang lebih dalam dalam dunia Grisha. Seri ini juga sangat populer di kalangan pembaca fantasi. Bardugo dikenal karena gaya penulisannya yang kaya dan memikat. Ia memiliki kemampuan untuk menciptakan dunia yang kaya dan memadukan elemen fantasi dengan cerita yang penuh intrik, kejutan, dan perkembangan karakter yang mendalam. Gaya penulisannya yang menarik membuat pembaca terpikat sejak halaman pertama. Bardugo diakui karena mewakili beragam latar belakang dan identitas dalam karyanya. Ia menciptakan karakter dengan berbagai etnis, orientasi seksual, dan kepercayaan, sehingga membawa representasi yang penting dan inklusif dalam dunia fantasi. Karya-karya Bardugo telah mendapatkan banyak penghargaan dan pengakuan. Seri Grisha menduduki peringkat yang tinggi dalam daftar bestseller New York Times dan meraih penghargaan prestisius seperti Gemmell Award for Best Fantasy. Bardugo juga dinobatkan sebagai Best Young Adult Fantasy and Science Fiction Author oleh Time magazine pada tahun 2020. Selain kesuksesannya di dunia literatur, karya-karya Bardugo juga telah diadaptasi ke layar kaca. Serial televisi Shadow and Bone yang berdasarkan seri Grisha mendapat sambutan positif dari penonton dan kritikus, memperluas daya tarik dan kepopuleran karya-karya Bardugo. Leigh Bardugo diakui sebagai seorang penulis yang kreatif dan berbakat dalam genre fantasi. Karya-karyanya yang menarik dan representatif telah memperoleh penggemar setia di seluruh dunia, dan ia terus menjadi salah satu penulis paling dihormati dalam dunia literatur fantasi. Karir Bardugo terbilang sukses, Novel debut Bardugo, Shadow and Bone, yang merupakan buku pertama dalam trilogi Grisha, diterbitkan oleh Macmillan pada tahun 2012. Shadow and Bone dinominasikan untuk Romantic Times Book Award dan South Carolina Childrens Book Award, terpilih sebagai Indie Next List Book, dan diulas di The New York Times. Novel ini mencapai peringkat ke-8 di daftar The New York Times Best Seller dan telah diangkat menjadi film oleh David Heyman dan DreamWorks. Buku-buku lain dalam trilogi ini, Siege and Storm dan Ruin and Rising, diterbitkan oleh Macmillan pada tahun 2013 dan 2014 secara berturut-turut. Bardugo mendefinisikan genre Shadow and Bone sebagai Tsarpunk, yaitu fantasi dengan inspirasi dari Rusia abad ke-19. Duologi Six of Crows (terdiri dari Six of Crows dan Crooked Kingdom) diterbitkan oleh Macmillan pada tahun 2015 dan 2016. Cerita ini berlatar di alam semesta yang sama dengan trilogi Grisha. Six of Crows dinobatkan sebagai New York Times Notable Book dan Teratas Sepuluh Pilihan ALA-YALSA tahun 2016. The Language of Thorns, kumpulan cerita dongeng dan cerita rakyat Grisha, diterbitkan oleh Macmillan pada tahun 2017. Selanjutnya, Bardugo menulis buku pertama dalam seri DC Icons, yang merupakan novelisasi dari pahlawan super terbesar DC Comics. Novelnya, Wonder Woman, Warbringer diterbitkan oleh Penguin Random House pada tahun 2017. Pada tahun 2019, novel dewasa pertama Bardugo, Ninth House, diterbitkan oleh Flatiron Books. Novel ini memenangkan Goodreads Choice Award 2019 untuk kategori novel fantasi terbaik. Pada Januari 2023, ia menerbitkan sekuel dari Ninth House, yaitu Hell Bent. Bardugo juga memiliki esai dan cerita pendek dalam antologi seperti Last Night, A Superhero Saved My Life, Slasher Girls and Monster Boys dan Summer Days and Summer Nights. Buku-bukunya telah diterjemahkan ke dalam 22 bahasa dan diterbitkan di lebih dari 50 negara. Bardugo tampil dalam panel Grishaverse bersama showrunner Heisserer di New York Comic Con pada Oktober 2020. Ia juga masuk dalam peringkat enam penulis paling populer antara tahun 2016 dan 2021 di Goodreads. Pada tahun 2023, Bardugo mencapai kesepakatan multi-buku dengan Macmillan Publishers. Ia juga menandatangani kontrak dengan agensi WME. Ia turut serta dalam mogok penulis untuk Writers Guild of America. Six of Crows karya Leigh Bardugo adalah sebuah novel fantasi yang mengikuti petualangan sekelompok penjahat muda yang cerdas dan berbakat di kota pelabuhan bernama Ketterdam. Dalam dunia yang sama dengan trilogi Grisha, cerita ini menampilkan lingkungan yang gelap, penuh intrik, dan terobsesi dengan kekuasaan. Kelompok penjahat ini terdiri dari enam anggota, yaitu Kaz Brekker seorang mastermind jahat yang brilian, Inej Ghafa seorang perampok bayangan dengan keterampilan akrobatik yang luar biasa, Jesper Fahey seorang penembak jitu yang ahli dengan senjatanya, Nina Zenik seorang Grisha dengan kekuatan magis, Matthias Helvar seorang mantan prajurit yang musuhnya adalah kelompok ini, dan Wylan Van Eck seorang ahli pembuat peledak. Dalam misi berbahaya yang membawa mereka melintasi negeri dan menyusup ke dalam Kerajaan Fjerda yang berbahaya, mereka harus merampok Bejana Es, sebuah penjara yang sangat aman dan tak terkalahkan. Di dalam penjara ini, terdapat seorang tawanan yang memiliki rahasia yang sangat berharga, yang dapat mengubah nasib dunia mereka. Selama petualangan yang penuh tantangan ini, para anggota kelompok harus belajar bekerja sama, mempercayai satu sama lain, dan menghadapi rintangan-rintangan yang menakutkan. Mereka juga harus berhadapan dengan masa lalu yang kelam dan konsekuensi yang mengintai di balik setiap keputusan mereka. Six of Crows menawarkan cerita yang penuh dengan kejutan, intrik politik, pertempuran, dan hubungan yang rumit antar karakter. Bardugo menggambarkan dengan cemerlang dunia yang gelap dan memikat di kota Ketterdam, dan memperkenalkan pembaca pada karakter-karakter yang kompleks dan penuh nuansa. Novel ini menarik pembaca ke dalam sebuah dunia fantasi yang menegangkan dan memikat dengan aksi yang seru dan kejutan yang tak terduga. Kelebihan dari Novel Six of Crows yakni karakter-karakter yang kompleks dan mendalam. Setiap anggota kelompok memiliki latar belakang, motivasi, dan konflik internal yang unik. Pembaca dapat merasakan emosi dan perjalanan karakter-karakter ini, membuat mereka menjadi nyata dan menarik. Cerita Six of Crows dipenuhi dengan intrik politik, kejahatan, dan pertempuran yang menegangkan. Kejeniusan Kaz Brekker dalam merencanakan serangkaian aksi perampokan yang rumit membuat pembaca terus terlibat dan menebak-nebak apa yang akan terjadi selanjutnya. Bardugo mampu menyusun plot dengan baik, mengatur setiap adegan dan twist dengan hati-hati. Alur cerita yang terorganisir dengan baik menjaga kecepatan dan ketegangan cerita tetap konsisten sepanjang novel. Salah satu aspek yang membuat novel ini menonjol adalah hubungan antar karakter yang kuat. Ketegangan, persahabatan, dan romansa di antara anggota kelompok memberikan dimensi emosional yang kuat pada cerita. Interaksi dan dinamika antar karakter sangat menarik dan membuat pembaca terhubung dengan mereka. Dunia yang Kaya: Bardugo berhasil menciptakan dunia yang kaya dan terperinci di kota Ketterdam. Deskripsi yang vivid dan atmosfer yang gelap menciptakan suasana yang menarik dan membawa pembaca sepenuhnya ke dalam dunia fantasi yang diciptakannya. Gaya penulisan Bardugo yang kuat dan memikat membuat pembaca terpikat sejak halaman pertama. Ia menggabungkan dialog yang tajam, narasi yang kuat, dan deskripsi yang hidup untuk menciptakan pengalaman membaca yang mengesankan. Six of Crows adalah novel yang memadukan kejeniusan, petualangan, dan hubungan antar karakter yang kuat. Kelebihan-kelebihan ini menjadikan novel ini menarik dan membuat pembaca terlibat dalam cerita yang seru dan mendebarkan. Meskipun Six of Crows memiliki banyak kelebihan, tidak ada karya yang sempurna. Beberapa kekurangan yang dapat ditemukan dalam novel ini. salah satunya perlu waktu untuk mengenal tiap karakter. Karena ada enam karakter utama dalam kelompok penjahat, ada banyak latar belakang, motivasi, dan dinamika yang harus dijelaskan. Dalam beberapa kasus, ini bisa memakan waktu untuk benar-benar mengenal dan terhubung dengan setiap karakter, terutama bagi pembaca yang baru mengenal Grishaverse. Pembaca juga membutuhkan pengetahuan sebelumnya. Siix of Crows berlatar di dunia yang sama dengan trilogi Grisha sebelumnya karya Bardugo. Beberapa elemen cerita dan referensi dapat lebih dipahami oleh mereka yang sudah membaca seri sebelumnya. Bagi pembaca baru, ini mungkin memerlukan sedikit waktu untuk menyesuaikan diri dengan dunia dan aturan-aturan yang ada. Pacing ceritanya juga terasa lambat di awal. Novel ini membutuhkan beberapa bab untuk memperkenalkan dunia, karakter, dan plot yang rumit. Hal ini bisa membuat pacing di awal cerita terasa lambat bagi beberapa pembaca yang mencari aksi dan ketegangan segera. Meskipun novel ini penuh dengan plot twist dan kejutan, beberapa pembaca mungkin dapat memprediksi beberapa twist tersebut. Hal ini bisa mengurangi tingkat kejutan dan ketegangan dalam membaca cerita. Cerita ini dituturkan melalui sudut pandang bergantian dari berbagai karakter. Meskipun ini memberikan wawasan yang lebih dalam ke dalam pikiran dan perasaan masing-masing karakter, bagi beberapa pembaca, perubahan sudut pandang ini mungkin terasa sedikit memecah alur cerita. Perlu diingat bahwa kekurangan-kekurangan ini bersifat subjektif dan dapat bervariasi tergantung pada preferensi pembaca. Meskipun demikian, kekurangan-kekurangan tersebut tidak mengurangi daya tarik dan kualitas keseluruhan dari Six of Crows sebagai novel fantasi yang menarik dan menghibur.